Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditangkap Polisi, WN Ghana Coba Bunuh Diri

Kompas.com - 23/05/2011, 17:18 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Warga negara Ghana, Tony Appiah, mencoba bunuh diri dengan memotong alat kelaminnya setelah tertangkap anggota Bareskrim Polri terkait kepemilikan 54 kapsul heroin. Tony tertangkap bersama kekasihnya, Priyettin Debora Wuisan, dan seorang kurir bernama Yanuary Mariyanti alias Yanti.

"Warga Ghana itu stres, lalu coba bunuh diri," kata Kombes Siswandi, Kasubdit II Direktorat IV Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, di kantornya di Cawang, Jakarta Timur, Senin (23/5/2011).

Siswandi menjelaskan, 54 kapsul heroin seberat 489,3 gram itu ditelan Yanti di Malaysia sebelum dibawa ke Indonesia. Tenaga kerja wanita di Singapura itu diminta membawa paket heroin oleh Diniel, warga negara Afrika yang tinggal di Malaysia. Keduanya saling mengenal lewat internet.

"Saya tertarik tawaran dia karena dijanjikan uang dua juta dollar AS. Terus saya samperin ke Malaysia," kata Yanti sambil menangis.

Yanti terus menunduk sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan selama memberikan keterangan kepada wartawan.

Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Boy Rafli Amar mengatakan, kemungkinan Yanti dibohongi lantaran harga barang jauh lebih rendah dibanding imbalan jasa. Yanti dijanjikan akan diberi uang setelah barang sampai ke tujuan.

Sebanyak 54 kapsul heroin itu ditelan di Hotel Central, Kuala Lumpur, Malaysia, pada 8 Mei 2011 pagi. Yanti kemudian menuju Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, dengan menumpang pesawat Air Asia. Dengan jalur darat, Yanti lalu ke Terminal Pasar Minggu, Jakarta Timur. Dia lalu menginap di Hotel Puri Inn, Cikini, Jakarta Pusat.

Di hotel itu, Yanti mengeluarkan satu per satu kapsul heroin dari perutnya dengan cara buang air besar. "Proses pengeluaran delapan jam. Dia minum susu kental agar keluar semua. Sampai berdarah-darah," kata Siswandi.

Kemudian 54 kapsul heroin itu diambil Priyettin keesokan harinya. Setelah itu, heroin dibawa ke kontrakannya di Kelurahan Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat. Pada hari yang sama, Priyettin dan Tony ditangkap anggota polisi. Saat mereka ditangkap, 11 kapsul telah dibuka.

"Keduanya kami bawa ke kantor untuk diperiksa siapa kurirnya. Setelah diperiksa, warga Ghana ini minta minum, terus dikasih sama pacarnya. Dia langsung pecahin gelas, buka celana, terus dipotong alat kelaminnya pakai pecahan gelas. Itu dilakukan di depan anggota. Kami bawa dia ke Rumah Sakit Polri. Sudah disambung lagi sama dokter," cerita Siswandi.

Keesokan harinya, Yanti ditangkap di Hotel Puri Inn. Ketiganya dijerat Pasal 114 Ayat (2) jo Pasal 132 Ayat (1) subsider Pasal 112 Ayat (2) jo Pasal 132 Ayat (2) UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Dampingi Prabowo ke Bukber Golkar, Absen Saat Acara PAN dan Demokrat

Gibran Dampingi Prabowo ke Bukber Golkar, Absen Saat Acara PAN dan Demokrat

Nasional
Prabowo: Kita Timnya Jokowi, Kita Harus Perangi Korupsi

Prabowo: Kita Timnya Jokowi, Kita Harus Perangi Korupsi

Nasional
Freeport Indonesia Berbagi Bersama 1.000 Anak Yatim dan Dhuafa

Freeport Indonesia Berbagi Bersama 1.000 Anak Yatim dan Dhuafa

Nasional
Komisi V DPR Apresiasi Kesiapan Infrastruktur Jalan Nasional Capai 98 Persen Jelang Arus Mudik-Balik

Komisi V DPR Apresiasi Kesiapan Infrastruktur Jalan Nasional Capai 98 Persen Jelang Arus Mudik-Balik

Nasional
Pakar: Jadi Subyek yang Dituduh, Mestinya Presiden Dihadirkan pada Sidang Sengketa Pilpres

Pakar: Jadi Subyek yang Dituduh, Mestinya Presiden Dihadirkan pada Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Dukung Prabowo dan Megawati Bertemu, Airlangga Singgung Periode Kritis RI 10 Tahun ke Depan

Dukung Prabowo dan Megawati Bertemu, Airlangga Singgung Periode Kritis RI 10 Tahun ke Depan

Nasional
Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Nasional
Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Nasional
Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Nasional
Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Nasional
Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Nasional
Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com