Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Denny: Mahfud Ingin SBY Tepat

Kompas.com - 21/05/2011, 16:08 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Staf Khusus Presiden Bidang Hukum, Denny Indrayana memuji tindakan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD yang memberikan informasi terkait dugaan suap yang dilakukan Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin kepada Sekjen MK Janedri M Gaffar kemarin.

Menurut Denny, informasi itu diberikan Mahfud untuk mendorong Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang juga sebagai Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat mengambil keputusan terhadap Nazaruddin secara tepat.

Menurut Denny, pada awalnya, pertemuan antara Presiden dengan Mahfud sudah direncanakan sejak lama. Pertemuan ini diagendakan untuk membicarakan persiapan pertemuan pimpinan-pimpinan lembaga negara pada Selasa (24/5/2011) depan terkait revitalisasi Pancasila.

Mahfud juga ingin memberikan undangan kepada Presiden untuk memberikan pidato pembukaan pada simposium internasional yang akan diadakan MK pada bulan Juli. Mahfud pun memanfaatkan momen ini untuk menyampaikan informasi terkait Nazaruddin.

"Menurut saya inisiatif Pak Mahfud ini dilihat sebagai ikhtiar beliau untuk memberikan informasi lebih kepada Presiden dalam kapasitas beliau sebagai ketua dewan pembina partai untuk mengambil keputusan cepat, karena Pak Mahfud juga mengetahui kasus yang terkait dengan Sesmenpora. Sehingga kalau itu digabungkan dengan informasi beliau dugaan saya Pak Mahfud mengatakan keputusan yang akan diambil lebih tepat," katanya di Warung Daun Cikini, Sabtu (21/5/2011).

Denny memandang tindakan Mahfud wajar-wajar saja dan tidak perlu ditanggapi secara politis atau bahkan dikatakan sebagai rekayasa. Pasalnya, menurut Denny, Mahfud selama ini dikenal sebagai tokoh yang perhatian pada persoalan korupsi.

"Beliau kan juga baru mendapatkan banyak penghargaan, rekam jejak Pak Mahfud sendiri memiliki semangat antikorupsi. Bagi saya, orang semacam Pak Mahfud tidak akan atau jauh dari pikiran-pikiran tadi. Lebih baik dalam konteks ini kita berbaik sangka," tambahnya.

Namun, Denny tidak mau berkomentar soal pemberian Nazaruddin kepada Sekjen MK. Denny menyerahkan proses investigasi kepada aparat penegak hukum, yaitu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), untuk mengidentifikasi pemberian tersebut sebagai suap atau gratifikasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

    Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

    Nasional
    Tok! Kasasi KPK Kabul, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

    Tok! Kasasi KPK Kabul, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

    Nasional
    Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

    Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

    Nasional
    Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

    Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

    Nasional
    Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

    Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

    Nasional
    Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

    Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

    Nasional
    Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

    Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

    Nasional
    Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

    Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

    Nasional
    2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

    2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

    Nasional
    Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

    Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

    [POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

    Nasional
    Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

    Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

    Nasional
    Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

    Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

    Nasional
    Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

    Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com