Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepemimpinan Harus Maju Selangkah

Kompas.com - 21/05/2011, 15:49 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam refleksi 13 tahun era reformasi di Indonesia, kepemimpinan menjadi satu faktor yang dinilai penting untuk dibenahi segera. Pasalnya, kepemimpinan yang baik bisa membawa pada kemajuan yang bisa dirasakan secara merata oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Ketidakpuasan masyarakat selama ini, menurut budayawan Arswendo Atmowiloto, hadir karena ketidakpuasan terhadap para pemimpin dan elitenya. "Larinya pada kepemimpinan. Karena kalau tidak selesai di sini, masalah lain-lain enggak selesai. Lalu tentukan prioritas yang harus diselesaikan," ungkapnya dalam diskusi mingguan Polemik di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (21/5/2011).

Arswendo mengatakan kepemimpinan yang baik harus maju selangkah (one step ahead) sehingga bisa berpikir lebih maju dari masyarakatnya, termasuk kepemimpinan yang baik dalam mengoordinasikan pernyataan para elite pemerintah dan politik.

Wartawan senior Kompas, Budiarto Shambazy menambahkan kerinduan masyarakat akan kepemimpinan di masa lalu merupakan bentuk ketidakpuasan yang tak terelakkan dari kepemimpinan yang berkuasa saat ini. Hal ini disampaikannya menyusul survei Indo Barometer yang menyatakan bahwa mayoritas masyarakat mengatakan kehidupan di masa Orde Baru lebih baik dan Soeharto merupakan pemimpin yang dirindukan.

"Kerinduan terhadap masa lalu itu hal yang biasa. Tapi kalau yang rindu ke Orba, kalau ditanya mau balik ke zaman Soeharto, tentu tidak. Dulu itu kan lebih teratur dan harga-harga tidak seperti sekarang ini. Kerinduan-kerinduaan ini biasa, jangan menyalahkan kalau rindu pada masa lalu dan mengatakan itu seolah kebodohan. Satu hal yang harus digarisbawahi adalah elite yang memerintah. Mereka berlaku serampangan, baik eksekutif, yudikatif dan legislatif. Mereka ini mungkin bingung mengisi reformasi sendiri," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Nasional
Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com