Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MA-60 "Grounded", Merpati Kehilangan Rp 1,2 M

Kompas.com - 19/05/2011, 07:04 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — PT Merpati Nusantara Airlines berpotensi kehilangan sekitar Rp 1,2 miliar per hari apabila Kementerian Perhubungan memutuskan menghentikan operasional 12 pesawat jenis MA-60.

"Kami akan kehilangan Rp 1,2 miliar per hari kalau semua MA-60 grounded," ucap Direktur Utama PT MNA Sardjono Djony di sela-sela rapat dengar pendapat (RDP) Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, PT MNA, Basarnas, dan BMKG dengan Komisi V DPR RI, Rabu (18/5/2011).

Perhitungan potensi kehilangan itu dikalkulasi dari setiap pendapatan per hari yang dihasilkan dari pengoperasian pesawat jenis MA-60 itu pada semua rute yang dijalankan. "Perhitungannya dari revenue (pendapatan) yang seharusnya kita dapatkan per hari," kata dia.

Pada RDP yang digelar setelah PT MNP selesai menghadiri rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, anggota Komisi V, Abdul Hakim, mempertanyakan efek negatif dan potensi kehilangan yang bakal terjadi apabila regulator, dalam hal ini Kementerian Perhubungan, memutuskan menghentikan operasional semua pesawat buatan Xian Aircraft tersebut.

Saat dikonfirmasi di sela-sela RDP, Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bhakti menjelaskan, mekanisme penghentian operasi sebenarnya tidak bergantung pada hasil investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Terlebih, hasil investigasi KNKT paling cepat dapat diketahui dalam empat bulan. "Karena keputusan grounded itu ada pada regulator," ujar dia.

Saat ini, Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan tengah melaksanakan audit terhadap semua pesawat berjenis MA-60. Audit itu meliputi segi operasional, kapabilitas pilot, pelatihan sumber daya manusia, dan rute penerbangan.

Audit itu telah dilaksanakan sejak minggu lalu. Herry memperkirakan, hasil audit itu telah dapat diketahui dalam minggu ini. Artinya, apabila ternyata dalam proses audit ditemukan hal yang tidak sesuai dengan standar penerbangan, maka nasib armada itu ditentukan pada minggu ini.

Mengenai dua pesawat berjenis sama yang dijadwalkan tiba pada 19-20 Mei 2011 itu, Herry menyebutkan bahwa belum ada petugas dari kementeriannya yang dikirim ke China untuk memeriksa kelayakan pesawat pesanan itu.

"Ditjen belum kirim orang cek ke sana. Mereka harus mengecek pesawat itu sebelum didatangkan ke sini. Jadi, diundur atau tidak, tidak tahu. Sampai sekarang belum ada permintaan dari Merpati tentang hal itu," tutupnya. (Dani Prasetya/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com