Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rosa: Kamaruddin Ingin Hancurkan Demokrat

Kompas.com - 11/05/2011, 19:04 WIB
EditorInggried

JAKARTA, KOMPAS.com — Kasus dugaan suap Sekretaris Menpora Wafid Muharram dalam proyek pembangunan wisma atlet SEA Games 2011 semakin berkembang. Setelah mencuat dua nama politisi Partai Demokrat yang diduga turut menerima suap, salah satu tersangka, Mindo Rosalina Manulang, menuding balik mantan kuasa hukumnya, Kamaruddin Simanjuntak. Ia mengatakan, semua yang diungkapkan Kamaruddin, terutama berkaitan dengan Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin, adalah rekayasa.

"Semua itu setting-annya Kamaruddin. Saya tidak tahu apa visi-misi dia. Dari awal saya katakan ini. Mengapa saya harus berubah seperti ini karena ini enggak bener. 'Kamu bebas, tapi kita hancurkan Demokrat,' itu kata dia (Kamaruddin)," tutur Rosa di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Rabu (10/5/2011).

Rosa mengaku, Kamaruddin menjanjikan dirinya bisa bebas jika mengikuti arahannya untuk menghancurkan Partai Demokrat. Kamaruddin, kata Rosa, juga meminta uang Rp 5 miliar kepadanya.

"Saya melakukan itu karena saya dijanjikan karena saya ingin bebas. Tetapi, dengan jaminan saya harus memberikan Rp 5 miliar karena dia kerja sama dengan orang dalam yang katanya punya teman," tutur Rosa.

"Apakah ada jaminan kalau saya bisa bebas dari penjara? (Kamarudin bilang) 'Saya jamin, yang penting kita hancurkan Partai Demokrat', itu statement dia. Apa pun yang beredar di media itu adalah kebohongan besar, saya merasa ditipu Kamaruddin," ujarnya.

Dugaan suap pembangunan wisma atlet ini berawal dari tertangkapnya Rosa, Wafid, dan pengusaha PT Duta Graha Indah, Mohammad El Idris. Rosa diduga berperan sebagai mediator pemberian cek senilai Rp 3,2 miliar dari El Idris kepada Wafid.

Kamaruddin Simanjuntak saat masih menjadi kuasa hukum Rosa mengungkapkan bahwa, menurut penuturan Rosa, kliennya hanya diperintah atasannya, Nazaruddin, untuk mengantarkan El Idris bertemu Wafid. Namun, Rosa kemudian membantah hal itu. Ia mengaku tidak memiliki atasan bernama Nazaruddin. Rosa juga mengganti pengacaranya menjadi Djufri Taufik. Hari ini bahkan ia mengaku tidak lagi bekerja di PT Anak Negeri yang disebut-sebut sebagai salah satu perusahaan Nazaruddin.

"Saya tidak ada hubungan dengan Nazaruddin, tapi saya mantan Direktur Marketing PT Anak Negeri, dan itu sudah selesai, masa lalu," ujarnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Terkini Lainnya

PDI-P Klaim Relawan Pendukung Jokowi Bakal Deklarasi Dukung Ganjar Dalam Waktu Dekat

PDI-P Klaim Relawan Pendukung Jokowi Bakal Deklarasi Dukung Ganjar Dalam Waktu Dekat

Nasional
Kemenag: 7.082 Jemaah Haji Indonesia Berangkat ke Mekkah Hari Ini

Kemenag: 7.082 Jemaah Haji Indonesia Berangkat ke Mekkah Hari Ini

Nasional
Marak Kasus TPPO, Komisi III Minta Pemerintah Perketat Pengawasan Rekrutmen PMI ke Luar Negeri

Marak Kasus TPPO, Komisi III Minta Pemerintah Perketat Pengawasan Rekrutmen PMI ke Luar Negeri

Nasional
Denny Indrayana Kirim Surat ke Megawati, Singgung Soal Penundaan Pemilu dan Perpanjangan Jabatan Presiden

Denny Indrayana Kirim Surat ke Megawati, Singgung Soal Penundaan Pemilu dan Perpanjangan Jabatan Presiden

Nasional
UU Pemilu Bolehkan Presiden Kampanyekan Pihak lain, Ini Syaratnya...

UU Pemilu Bolehkan Presiden Kampanyekan Pihak lain, Ini Syaratnya...

Nasional
Misteri Baliho Prabowo-Jokowi 'Menang Bersama', Gerindra dan PDI-P Ngaku Tak Pasang

Misteri Baliho Prabowo-Jokowi "Menang Bersama", Gerindra dan PDI-P Ngaku Tak Pasang

Nasional
Aparat dan Birokrat Diminta Jangan Ikut-ikutan Jokowi Cawe-cawe Pemilu 2024!

Aparat dan Birokrat Diminta Jangan Ikut-ikutan Jokowi Cawe-cawe Pemilu 2024!

Nasional
Optimistisnya Ganjar, Yakin Elektabilitasnya Segera Naik Lagi meski Kini Disalip Prabowo

Optimistisnya Ganjar, Yakin Elektabilitasnya Segera Naik Lagi meski Kini Disalip Prabowo

Nasional
Jokowi Dianggap Belum Dewasa Selama 2 Periode, Pakar: Negarawan Mestinya Rangkul Semua Kalangan

Jokowi Dianggap Belum Dewasa Selama 2 Periode, Pakar: Negarawan Mestinya Rangkul Semua Kalangan

Nasional
Kasus Pemerkosaan ABG 16 Tahun Disebut Persetubuhan, Kompolnas: Polisi Serba Salah

Kasus Pemerkosaan ABG 16 Tahun Disebut Persetubuhan, Kompolnas: Polisi Serba Salah

Nasional
KRI Bung Karno-369 Jadi Kapal Kepresidenan, Gantikan KRI Barakuda-633 yang Sudah 27 Tahun

KRI Bung Karno-369 Jadi Kapal Kepresidenan, Gantikan KRI Barakuda-633 yang Sudah 27 Tahun

Nasional
Spesifikasi KRI Bung Karno-369: Kapal Kepresidenan dan untuk Perang yang Punya 2 Peluncur Rudal

Spesifikasi KRI Bung Karno-369: Kapal Kepresidenan dan untuk Perang yang Punya 2 Peluncur Rudal

Nasional
Sebanyak 359 Jemaah Embarkasi Solo Tiba di Mekkah

Sebanyak 359 Jemaah Embarkasi Solo Tiba di Mekkah

Nasional
Tolak Kasus ABG di Sulteng Disebut Persetubuhan, Pemerhati Anak: Kalau Korbannya Anak, Tetap Pemerkosaan

Tolak Kasus ABG di Sulteng Disebut Persetubuhan, Pemerhati Anak: Kalau Korbannya Anak, Tetap Pemerkosaan

Nasional
Tim Kesehatan Daker Mekkah Siapkan 6 RS Rujukan untuk Jemaah Haji Indonesia

Tim Kesehatan Daker Mekkah Siapkan 6 RS Rujukan untuk Jemaah Haji Indonesia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com