JAKARTA, KOMPAS.com — Tersangka kasus dugaan suap cek perjalanan pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia 2004, Agus Condro, mengungkapkan, ia pernah mendengar "curhat" Mindo Rosaline Manullang, tersangka dugaan suap pembangunan wisma atlet SEA Games, saat mendekam di tahanan Polda Metro Jaya bersama dirinya. Menurut dia, Rosa bercerita bahwa ada dana yang mengalir ke anggota DPR terkait pembangunan wisma atlet. Rosa, menurut Agus, juga menyebutkan ada anggota DPR yang menjadi koordinator penerimaan dana tersebut.
"Dia (Rosa) bilang, (dana) ini untuk dikasih ke gedung sebelah. Untuk memuluskan sesuatu hal. Setelah saya tanya, gedung sebelah itu ternyata Gedung DPR," kata Agus di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin (9/5/2011).
Agus menuturkan, Rosa bercerita bahwa ada permintaan di DPR agar mempercepat turunnya anggaran. Namun, Agus tidak mengetahui persis anggaran yang dimaksud. "Rosa itu cerita ada permintaan di gedung sebelah supaya mepercepat turunnya anggran. Wong ada koordinatornya," ujarnya.
Dalam perbincangan santai antartahanan selama menunggu pembesuk itu, lanjutnya, Rosa juga menyebut sejumlah nama anggota DPR yang menjadi koordinator penerimaan dana. Namun, Agus enggan menyampaikan siapa saja yang disebut Rosa.
"Nama, memang nama teman saya. Masak saya sebut nama (nya)?" kata Agus.
Perbincangan itu, ujar Agus, juga melibatkan Daniel Sinambela dan tersangka dugaan suap wisma atlet lainnya, yakni Mohamad El Idris.
Seperti yang diberitakan Majalah Tempo, Rosa bercerita kepada Daniel dan Agus Condro tentang anggota koordinator yang menerima sejumlah dana dari PT Duta Graha Indah yang menjadi pemenang proyek pembangunan wisma atlet. Tempo menyebutkan, anggota komisi X DPR asal Fraksi Partai Demokrat, Angelina Sondakh, dan anggota komisi X asal Fraksi PDI Perjuangan, Wayan Kortes, menerima bagian terkait perannya sebagai koordinator untuk mengamankan proyek senilai Rp 191 miliar itu.
Ketika ditanya terkait nama Angelina, Agus mengatakan, bahwa Rosa tidak menyebut nama mantan Putri Indonesia itu dalam curhatannya.
"Enggak nyebut, cuma Nazaruddin (sebagai atasannya) sama teman DPR saya," ungkap Agus.
Nama-nama koordinator penerimaan dana tersebut, kata Agus, diketahui Rosa dari Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga Wafid Muharam. Kasus dugaan suap cek perjalanan berawal dari tertangkapnya Wafid Muharam sesaat setelah diduga menerima cek senilai Rp 3,2 miliar dari petinggi PT Duta Graha Indah, Mohamad El Idris. Rosa yang juga tertangkap bersama keduanya diduga berperan sebagai mediator.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.