JAKARTA, KOMPAS.com - Tudingan kepada Ketua Umum Partai Hanura Wiranto mengenai keterkaitannya terhadap pondok pesantren Al-Zaytun dan gerakan Negara Islam Indonesia (NII) dinilai berlebihan. Ketua DPP Hanura Yuddy Krisnandi menilai tudingan ini hanyalah sebuah provokasi politik untuk mendiskreditkan Wiranto.
"Sebuah provokasi politik, tujuannya enggak jelas, mendiskreditkan saja. Apakah karena Hanura tengah membangun kekuatan politik atau tengah mendapat simpati rakyat. Tapi, saya sebagai salah satu pimpinan berkepentingan untuk meluruskan ini jangan sampai provokasi politik membuat kader-kader Hanura bertanya-tanya," ungkapnya kepada Kompas.com, di Jakarta, Rabu (4/5/2011).
Yuddy meminta kelompok atau golongan lain tidak menggunakan cara-cara ini hanya untuk meraih suara dari Al-Zaytun yang sebelumnya diserahkan penuh untuk pasangan Wiranto-Salahuddin Wahid pada Pemilu 2004 ataupun pada pasangan Jusuf Kalla-Wiranto pada Pemilu 2009.
"Kalau ada yang mau meraih suara Al-Zaytun, ya datang saja. Berkomunikasi, sumbang, jangan malah menjelek-jelekkan partai orang. Saya lihat ini provokasi politik untuk tujuan yang tak jelas," tambahnya.
Yuddy membenarkan, pada Pemilu 2004 dan 2009, Wiranto dan pasangannya mendapat suara mutlak dari Al-Zaytun. Wiranto juga memiliki komunikasi yang baik dengan pimpinan Al-Zaytun, Panji Gumilang. Menurutnya, hubungan dan komunikasi tersebut tampak wajar. Sama seperti hubungan Al-Zaytun dengan pejabat pemerintahan dan politisi lainnya. Yuddy menyebut Al-Zaytun sebagai pesantren terkemuka.
"Hubungan dan komunikasi antara Wiranto dan Al-Zaytun tak ada kaitan dengan tudingan mendukung ide tentang NII yang akhir-akhir ini dibicarakan. Itu hanya sebatas komunikasi antar tokoh. Tak ada sangkut pautnya dengan ideologi masing-masing. Kalau Pak Wiranto menang di Al-Zaytun, tak otomatis identik Pak Wiranto adalah bagian dari NII atau mendukung pemikiran dan ideologis NII. Al-Zaytun juga kan komunitas di indonesia yang bebas menentukan pilihannya," tambahnya.
Oleh karena itu, Yuddy menilai, tudingan yang ditujukan kepada Wiranto tak berdasar sama sekali dan lebih bersifat memecah belah. Padahal, pada saat ini, lanjut Yuddy, semua elemen bangsa harusnya bersama-sama mencari solusi untuk persoalan yang ada dan bukannya mencari-cari kesalahan orang lain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.