Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mari Kita Lawan Mafioso dan Koruptor

Kompas.com - 03/05/2011, 02:53 WIB

Kenapa kasus Bank Century, tidak dipublikasikan lagi? (Nelson, Jakarta)

Kenapa publikasi kasus Bank Century berkurang, bukan kapasitas saya untuk menjawabnya. Adalah dunia media yang menentukan isu apa yang layak diberitakan.

Saya sendiri berpandangan, kasus Century sebenarnya digunakan sebagai serangan balik kepada pejuang gigih antikorupsi yang penuh integritas dan dedikasi membangun negeri. Karenanya, ketika Ibu Sri Mulyani Indrawati sudah tidak lagi menjabat sebagai Menteri Keuangan, serangan itu dengan sendirinya mengendur karena target utamanya telah tercapai. Ingatlah selalu, di mana pun, kapan pun, selalu ada kemungkinan corruptors fight back. Mafia strikes back.

Mengapa memilih profesi akademisi dan meninggalkan profesi advokat beberapa tahun silam sebelum bergabung ke Fakultas Hukum UGM? (Afifi, xxxx@gmail.com)

Ketika 31 Desember 1999 memutuskan hijrah millenium dan tiba di Stasiun Tugu Yogyakarta pada 1 Januari 2000, saya sebenarnya bergaji dollar pada suatu law firm di Jakarta. Di ”kota gudeg”, saya menjadi dosen dengan gaji awal hanya beberapa ratus ribu rupiah. Tidak masalah. Karena tujuan saya hijrah adalah untuk terus menjaga idealisme antikorupsi.

Sama halnya dengan kondisi sekarang. Sebenarnya penghasilan saya dapat lebih besar jika tetap berprofesi sebagai Guru Besar Hukum Tata Negara UGM. Posisi sebagai staf khusus presiden membuat saya wajib menolak banyak tawaran tambahan penghasilan yang berpotensi menimbulkan benturan kepentingan. Bung Afifi, kita harus memegang teguh prinsip, materi tentu penting, tetapi haruslah bukan segalanya.

Saya lihat setelah Anda menjadi staf khusus presiden kelihatannya sikap Anda agak berbeda dari sebelumnya dalam mengkritik pemerintah. Bagaimana menurut Anda sendiri? (Akbar Fauzan, Padang, xxxx@yahoo.com)

Saya memaklumi prasangka Anda demikian. Itu karena Bung Akbar tidak tahu bahwa kritikan kepada pemerintahan tidak lagi saya sampaikan secara terbuka, tetapi secara langsung di dalam diskusi internal kepresidenan. Dalam strategi perjuangan, dengan wilayah yang berbeda, tentu strategi juangnya juga tidaklah sama. Strategi berjuang di dalam pemerintahan tentu berbeda dengan strategi berjuang di luar pemerintahan. Yang pasti, meskipun gaya dan pilihan diksi mungkin berbeda, substansi perjuangan saya di mana pun insya Allah tetap sama: antikorupsi.

Menurut Anda apa tiga musuh terbesar penegakan hukum? (Sigit Trisnanto, Jakarta)

Tiga musuh terbesar penegakan hukum adalah: sistem dan aparat penegak hukum yang korup; penguasa yang otoriter; dan politikus yang munafik dan tak bermoral. Perpaduan dari ketiganya akan mengakibatkan maraknya praktik mafia peradilan yang akan sangat merusak sistem penegakan hukum.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com