Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hakim: Wah, Beruntung Sekali Anda, Gayus

Kompas.com - 29/04/2011, 19:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Majelis hakim menyindir Gayus Halomoan Tambunan, mantan pegawai Pajak, terkait pengakuannya dalam perkara dugaan suap dengan terdakwa Kompol Iwan Siswanto di Pengadilan Tipikor Bandung, Jawa Barat, Jumat (29/4/2011) sore.

Gayus mengaku tak pernah memberikan uang sepeser pun ke Iwan selaku Kepala Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, ataupun delapan petugas jaga atas izin keluar Rutan tanpa prosedur. Gayus keluar sebanyak 78 kali sejak awal penahanan 1 Juni 2010 sampai 5 November 2010.

Menurut Gayus, ia langsung diberi izin oleh Iwan setelah mengancam akan melaporkan perlakuan khusus yang diberikan kepada tahanan lain, yakni Aulia Pohan, Maman Sumantri, Komjen Susno Duadji, dan Kombes Williardi Wizar, kepada Satgas Pemberantasan Mafia Hukum.

Awalnya, Gayus diberi izin keluar setiap Sabtu pagi dan kembali pada Minggu malam setelah tiga minggu masuk Rutan. Pada pertengahan September 2010, dia lalu mendapat izin keluar setiap hari kecuali saat jadwal sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan setiap hari Senin dan Rabu, serta jadwal pemeriksaan.

Tak hanya diberi izin, Gayus juga diantar hingga ke depan Rutan oleh petugas yang tengah berjaga. Bahkan, Iwan tak jarang yang mengantarkan Gayus keluar Rutan dengan mobilnya. Selain mobil Iwan, Gayus terkadang diantar dengan motor petugas atau mobil pribadinya yang sering terparkir di kompleks Brimob.

Awalnya, Gayus selalu dikawal petugas selama di luar Rutan. Lama-kelamaan, dia diberi kebebasan tanpa pengawalan. Iwan hanya memantau melalui telepon. "Kalau Pak Iwan telepon, saya pasti angkat. Dia tanya lagi di mana," kata Gayus.

Pemilik harta sekitar Rp 100 miliar itu mengaku tak pernah memberikan sekadar uang rokok atau uang bensin kepada petugas. Kepada majelis hakim yang diketuai Singgih Budi Prakoso, dia hanya mengaku memberikan makan petugas selama mengawal ataupun ketika ia berada di Rutan.

Pengakuan itu bertolak belakang dengan keterangan para petugas Rutan saat bersaksi. Mereka mengaku menerima uang langsung dari Gayus masing-masing antara Rp 3 hingga Rp 4 juta. Ketika hakim mengonfirmasi pengakuan para petugas itu, Gayus menjawab, "Itu tidak benar."

Berkali-kali tiga hakim mencecar hal yang sama lantaran pengakuan Gayus itu dinilai tidak rasional. Berkali-kali pula Gayus menjawab sama, yakni tak ada uang yang dia berikan. Akhirnya, hakim menyindir, "Beruntung sekali saudara ya, sudah diizinkan, diantar pula," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

    Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

    Nasional
    Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

    Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

    Nasional
    KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

    KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

    Nasional
    Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

    Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

    Nasional
    Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

    Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

    Nasional
    Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

    Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

    Nasional
    PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

    PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

    Nasional
    Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

    Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

    Nasional
    Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

    Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

    Nasional
    Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

    Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

    Nasional
    MK Bakal Unggah Dokumen 'Amicus Curiae' agar Bisa Diakses Publik

    MK Bakal Unggah Dokumen "Amicus Curiae" agar Bisa Diakses Publik

    Nasional
    PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

    PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

    Nasional
    Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

    Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

    Nasional
    MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

    MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

    Nasional
    Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

    Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com