JAKARTA, KOMPAS.com — Peneliti terorisme International Crisis Group (ICG), Sidney Jones, menilai, gerakan Negara Islam Indonesia (NII) tak ada hubungannya dengan beban ekonomi yang menyebabkan orang-orang terjerat jaringan tersebut. Menurutnya, orang-orang memilih bergabung dengan gerakan itu karena memiliki kesamaan ideologi. Mereka diajak untuk bertukar pikiran tentang ideologi NII dan akhirnya merasa terpanggil untuk bergabung.
"Faktor ekonomi bukan menjadi alasan mereka untuk mau bergabung. Banyak orang yang bergabung justru dari golongan menengah," ujar Sidney Jones saat mengikuti pengajian dan diskusi "Ancaman Negara Islam Indonesia, Mitos atau Realitas" di Gedung PP Muhammadiyah, Jakarta, Kamis (28/04/2011) malam.
Ia menuturkan, gerakan NII menggunakan banyak modus, termasuk cuci otak, untuk mencari keuntungan secara finansial bagi kelompoknya. Hal ini terlihat dari target operasi mereka yang banyak mengarah pada intelektual muda berduit dengan kewajiban harus membayar iuran pada kelompok tersebut.
Untuk mengantisipasi agar gerakan ini tidak mengarah pada tindakan radikalisme destruktif, seperti pengeboman, ia menyarankan agar pemerintah mencari cara untuk melakukan audit keuangan terhadap kelompok ini. Sebab, menurutnya, kelompok ini memiliki uang dalam jumlah besar. Upaya audit, lanjut dia, juga selayaknya dilakukan untuk kelompok-kelompok radikal yang potensial mengarah pada aksi-aksi jihad destruktif.
Dana yang dikumpulkan oleh mereka bisa diarahkan untuk sedekah fakir miskin, bantuan bencana alam, dan bantuan bagi keluarga mujahid yang dipenjara.
Ia menengarai, NII tidak benar-benar ingin mendirikan negara tapi menggunakan ideologinya untuk mengumpulkan uang dan menipu para korban yang direkrut. Menurut penuturan korban, iuran wajib di kelompok ini diawal bisa mencapai Rp 2 juta. Belum iuran-iuran lain yang dibebankan kepada para anggota NII setelah bergabung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.