Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siaga 1 Nasional Saat Paskah Dikritik

Kompas.com - 24/04/2011, 20:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin mengkritik keputusan pemerintah yang memerintahkan TNI dan Polri pada posisi siaga I selama Paskah yang dimulai pada Kamis-Minggu, 21-24 April 2011.

Keputusan yang diambil menyusul ditemukannya bom tak jauh dari Gereja Christ Cathedral Gading Serpong dinilai tidak tepat dan berlebihan. "Saya setuju siaga 1, tetapi di Jakarta saja. Tidak perlu seluruh Indonesia. Kondisi di Halmahera tenang-tenang saja, ngapain (prajurit) siaga 1," kata Hasanuddin kepada para wartawan di Jakarta, Minggu (24/4/2011).

Hasanuddin menjelaskan, siaga 1 adalah status tertinggi terkait kesiapan aparat keamanan dalam mengamankan negara. Ketika pemerintah mengeluarkan perintah siaga 1, seluruh prajurit TNI dan Polri harus berada pada posisi stand by di markas masing-masing, lengkap dengan perlengkapan senjata, amunisi, kendaraan, bekal logistik selama tujuh hari, dan lainnya.

TB Hasanuddin, yang juga politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini, juga mengatakan, siaga 1 tingkat nasional umumnya disiapkan untuk menghadapi ancaman dari luar negeri, huru-hara atau bencana alam tingkat nasional, atau adanya ancaman pemberontakan atau kudeta.

Perintah ini, kata Hasanuddin, dapat memengaruhi arus investasi yang masuk ke Indonesia. Investor dikhawatirkan takut berinvestasi di Indonesia.

Siaga 1 nasional juga berkaitan dengan biaya yang tak sedikit. Terkait hal ini, Hasanuddin berharap, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono harus memberikan penjelasan kepada publik.

"Adakah Presiden memang memprediksi atau memperkirakan akan ada sesuatu dalam skala nasional? Presiden harus menjelaskannya kepada publik. Rakyat harus tahu tentang apa yang terjadi di Republik ini," kata Hasanuddin.

Pengumuman siaga 1 selama Paskah disampaikan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto seusai mengikuti rapat kabinet terbatas bidang keamanan yang dipimpin Presiden di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis.

Pada saat mengumumkan hal tersebut, Djoko didampingi Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono dan Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo. Djoko mengatakan, siaga 1 diberlakukan pada hari peringatan keagamaan. "Itu sudah otomatis. Tidak akan ada lagi perintah bersiaga," kata Djoko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com