JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Komisi I DPR Tjahjo Kumolo mengatakan, Densus 88 harus lebih progresif seiring dengan semakin terbukanya aksi terorisme. Apalagi, modus yang dilakukan para pelaku teror semakin terbuka dan sangat meresahkan masyarakat. Oleh karena itu, menurut Tjahjo, Mabes Polri harus melakukan perencanaan untuk pengembangan struktur Densus 88 secara profesional.
"Karena aksi gerakan terorisme sudah terstruktur dan semakin terbuka. Densus harus lebih progresif dan profesional serta meningkatkan peran koordinasi intelijen, operasi teritorial, deteksi dini, dan peeningkatan persenjataan Densus 88," kata Tjahjo, Jumat (22/4/2011) di Jakarta.
Ia mengatakan, hal ini harus menjadi prioritas dalam program pemerintah bidang politik, hukum, dan keamanan, khususnya rencana dan strategi Polri dalam jangka pendek. "Pemerintah harus meningkatkan kepekaan mata dan telinga serta mengefektifkan kekuatan teritorial terpadu dengan melibatkan kecamatan, kelurahan, hingga RT-RW," ujar Sekjen PDI Perjuangan ini.
Dalam satu pekan terakhir, pihak kepolisian telah membekuk belasan terduga teroris yang diduga terlibat dalam aksi teror bom buku, bom bunuh diri Cirebon, dan teror bom di Gading Serpong, Tangerang. Sebanyak 19 orang pelaku ditangkap di tujuh titik. Dari keterangan para terduga pelaku ini, polisi mendapatkan informasi adanya paket bom yang diletakkan di gorong-gorong dekat Gereja Christ Cathedral. Paket ini diketahui memiliki berat lebih dari 100 kilogram. Saat ini masih dilakukan pemeriksaan intensif terhadap belasan orang itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.