Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jihad Individual, Ideologi Baru Teroris

Kompas.com - 20/04/2011, 15:59 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Bom bunuh diri yang dilakukan Syarif di Masjid Adz-Dzikro yang terletak di dalam Markas Polresta Cirebon menunjukkan pola baru ideologi terorisme di Indonesia: jihad individual. Pergeseran ideologi ini merupakan akibat dari efektifnya penegakan hukum di Indonesia yang mampu membongkar jaringan teroris dalam kelompok besar yang bersifat organisatoris.

Demikian laporan International Crisis Group (ICG) yang dipublikasikan Selasa (19/4/2011), di halaman situsnya www.crisisgroup.org. Kelompok-kelompok garis keras di Indonesia yang bertransformasi menjadi kelompok-kelompok kecil berbeda haluan perjuangan dengan kelompok-kelompok besar dengan organisasi yang rapi.

Kelompok-kelompok besar percaya, demikian laporan tersebut, bahwa cita-cita mendirikan negara Islam tak bisa digapai tanpa dukungan publik yang luas. Dukungan publik yang luas hanya bisa didapat melalui organisasi besar. ICG mengidentifikasi kelompok besar ini seperti Jamaah Islamiyah (JI) dan Jama’ah Anshorut Tahuid (JAT).

"Kelompok-kelompok seperti JI dan JAT saat ini fokus pada upaya membangun sebuah basis massa, dengan mencari isu-isu yang dekat dengan target dakwah mereka," demikian laporan ICG.

Sementara, kelompok-kelompok kecil berjuang sendiri lepas dari organisasi besar, meski kadang-kadang mendapat dukungan dari kelompok besar. Target kelompok-kelompok kecil ini lebih spesifik dan berbiaya rendah. Bom tidak ditujukan massal, tapi terarah kepada sasaran tertentu. Hal ini bisa dilihat dalam kasus bom buku dan bom bunuh diri di Cirebon. 

“Munculnya kelompok-kelompok kecil ini yang berjihad sendirian membutuhkan program-program pencegahan sesegera mungkin, tapi program ini hampir tidak ada di Indonesia,” kata Sidney Jones, Penasihat Senior Crisis Group. 

Menurut Sidney, tugas paling penting yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi komunitas-komunitas yang rentan terkontaminasi ideologi terorisme. "Dimulai dari daerah-daerah yang telah menelurkan kelompok-kelompok ekstremis belum lama ini dan merencanakan program-program yang mungkin dilakukan yang dapat memperkuat ketahanan komunitas terhadap ajaran-ajaran ekstremis," papar dia.  

Saling melengkapi 

Menurut ICG, dua arus perjuangan jihadisme ini bisa saling melengkapi. Kelompok-kelompok besar bisa membiayai dakwah-dakwah yang bisa menarik orang-orang "potensial" untuk bergabung dalam kelompok-kelompok kecil. Mereka juga bisa menyediakan penerjemah dan distributor untuk materi-materi berbahasa Arab atau Inggris yang didapat dari internet sebagai bantuan kepada kelompok-kelompok kecil. 

Pertanyaannya, tulis laporan itu, ada berapa banyak kelompok-kelompok kecil yang berbahaya ini? Belum semua kelompok-kelompok ini teridentifikasi. Informasi mengenai kelompok-kelompok kecil ini baru terungkap setelah sejumlah anggota kelompok tertangkap atau setelah operasi pembunuhan mereka berhasil.

Laporan ini melakukan studi kasus mengenai kelompok-kelompok kecil yang menggunakan kekerasan yang muncul di Indonesia tahun 2009 dan 2010 di wilayah Sumatera, yaitu Medan dan Lampung, serta di Jawa, yaitu di Bandung dan Klaten. Semuanya melibatkan sedikitnya seorang mantan napi. 

Lalu, tiga dari empat kelompok punya hubungan dengan JAT, tapi beroperasi sendiri terlepas dari kontrol JAT. Tiga dari empat kelompok ini juga terkait dengan kelompok-kelompok pengajian yang lambat laun berubah menjadi pasukan tempur dan semuanya berkomitmen pada ightiyalat, operasi pembunuhan mendadak. Tak seorang pun dari anggota kelompok yang dikaji ini menjadi radikal karena faktor kemiskinan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

    Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

    Nasional
    Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

    Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

    Nasional
    Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

    Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

    Nasional
    Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

    TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

    Nasional
    Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

    Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

    Nasional
    Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

    Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

    Nasional
    Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

    Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

    Nasional
    Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

    Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

    Nasional
    Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

    Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

    Nasional
    KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

    KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

    Nasional
    Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

    Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

    Nasional
    Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

    Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

    Nasional
    Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

    Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

    Nasional
    Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

    Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com