Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahathir Hilang, Siap Dirikan Negara Islam

Kompas.com - 20/04/2011, 12:45 WIB

MALANG, KOMPAS.com — Titik terang muncul setelah sebulan lebih pihak keluarga korban "cuci otak" mencari keberadaan Mahathir Rizki–mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), asal Bima, Nusa Tenggara Barat.

Mahathir ternyata direkrut sebuah organisasi bernama Negara Islam Indonesia (NII). Pemuda itu dikabarkan berada di wilayah Semarang, Jawa Tengah. Hal itu terungkap setelah Mahathir menghubungi keluarganya yang ada di Bima.

"Setelah diberitakan di berbagai media, cetak maupun elektronik, Mahathir Rizki menghubungi keluarganya yang di Bima. Dia menelepon bapak ibunya di Bima. Katanya dia malu fotonya ada di berbagai media," kata Ismed Jayadi, paman dari Mahathir, yang kini masih ada di Kota Malang saat dihubungi Kompas.com, Rabu (20/4/2011).

"Kalau kamu memang merasa malu, kamu segera pulang. Keluarga menunggu kamu. Itu pinta kedua orangtua Mahathir," kutip Ismed.

Namun, walaupun dibujuk oleh kedua orangtuanya, anak dari pasangan Abdul Mutollib dan Rostina itu tetap tak mau pulang ke Bima. "Dia mengaku sudah nyaman dan tenang bergabung di NII di Semarang," ujar Ismed.

Mahathir menghubungi kedua orangtuanya pada pukul 19.00, Selasa (19/4/2011). "Saya sampai sekarang belum dihubungi oleh Mahathir. Nomor yang digunakan Mahathir itu selalu gonta-ganti. Mungkin sekali pakai langsung dibuang," kata Ismed.

"Mahathir mengaku siap dan sudah berkomitmen untuk mendirikan Negara Islam Indonesia melalui organisasi NII," sambungnya.

Lebih lanjut, Ismed mengaku, pihak keluarga Mahathir tetap akan berusaha bagaimana Mahathir kembali lagi ke keluarganya. "Selain itu pikirannya kembali seperti semua. Tidak aktif di organisasi NII," harap Ismed.

Ditanya lebih lanjut soal kepribadian dan perilaku Mahathir saat masih belum kuliah dan saat sudah kuliah di UMM, Ismed mengaku, tak ada yang aneh dalam diri keponakannya itu. "Tak ada perawakan seperti pemeluk Islam garis keras. Saat masih SMA, dia aktif di Paskibraka Bima. Di kampus UMM, dia sepertinya tak aktif di organisasi kampus," cerita Ismed.

Sementara itu, menurut Kepala Hubungan Masyarakat UMM Nasrullah, tetap ada dua kemungkinan dalam kasus ini. "Bisa penipuan bermodus agama atau bisa juga murni direkrut untuk anggota negara Islam," katanya.

Nasrullah mewakili Rektor UMM DR Muhajir Effendi meminta kepada kepolisian untuk mengusut tuntas kasus tersebut. Apakah memang penipuan bermodus agama atau memang murni "cuci otak" untuk kepentingan negara Islam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com