Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Helmy Dimata Keluarga dan Tetangga

Kompas.com - 19/04/2011, 14:24 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Para keluarga dan tetangga penagih utang, Helmy Yohanes Manuputi, yang diduga menjadi korban penganiayaan oleh nasabahnya, menyatakan, sosok Helmy merupakan pria yang baik dan ramah. Sosok Helmy di mata keluarga dan rekannya tak seperti image debt collector yang dicap buruk dan identik dengan kekerasan.

"Helmy orangnya baik, dia ramah dengan semua tetangga. Kasihan, kok bisa sampai dianiaya seperti itu. Orangnya (Helmy) enggak jahat," ungkap seorang tetangga Helmy, yang tak mau disebutkan namanya, di Rumah Sakit UKI, Jakarta Timur, Selasa (19/4/2011).

Selain tetangga Helmy, Front Pemuda Muslim Maluku (FPMM) juga mengungkapkan duka yang mendalam karena kepergian Helmy. Mereka menyesalkan tindakan anarki dari pihak nasabah yang melakukan penganiayaan tersebut. FPMM juga memberikan pernyataan sikap atas musibah yang menimpa Helmy. Dalam rilis tertulis atas nama Ketua Umum FPMM Umar Ohoitenan Key, meminta masyarakat Ambon di Jakarta dan di luar Jakarta agar tidak terpancing untuk melakukan tindakan anarki akibat kejadian tersebut.

"Meminta kepada masyarakat Maluku di dalam maupun di luar Jakarta agar tidak melakukan tindakan-tindakan anarki yang justru memperkeruh situasi," ujar Umar Ohoitenan Key, Selasa.

Keluarga dan kerabat Helmy menyerahkan kasus tersebut kepada pihak yang berwajib. Seperti yang diberitkan sebelumnya, Helmy Yohanes Manuputi (34) bersama dua temannya, Aldo Hitipeuw (32) dan Videl Sitanala (27), diculik pada Senin (11/4/2011) oleh orang suruhan nasabahnya yang menunggak utang selama dua bulan. Selama diculik, mereka mengalami tindak penganiayaan. Helmy menderita luka-luka yang paling parah. Telinganya dipotong, kakinya dibacok dan hampir sebagian tubuhnya lebam kebiru-biruan akibat dipukuli dengan benda keras. Helmy meninggal dunia pada Senin malam setelah satu minggu menjalani perawatan di RS UKI, Jakarta Timur. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com