Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asap Selimuti Riau

Kompas.com - 06/04/2011, 03:58 WIB

Pekanbaru, Kompas - Memasuki musim kemarau, seperti biasa, sebagian wilayah Provinsi Riau diselimuti kabut asap. Kondisi cuaca di Pekanbaru sejak hari Minggu (3/4) diselimuti asap tipis mengambang. Sepanjang Selasa (5/4), cuaca mendung, tapi asap tipis masih mengganggu.

Pada awal April ini, pantauan satelit NOAA 18 menunjukkan, kebakaran terjadi di 31 areal perusahaan, meliputi perusahaan hutan tanaman industri (HTI), hak pengusahaan hutan (HPH), serta perusahaan dan perkebunan kelapa sawit.

Di luar perusahaan itu, 44 lokasi di perkebunan rakyat yang berada di areal penggunaan lain, juga terbakar.

”Kami akan meminta Kementerian Kehutanan menindaklanjuti data kebakaran lahan di areal perusahaan HTI atau HPH itu. Apabila ditemukan ada unsur kesengajaan, kami akan meminta Menhut menindak tegas atau meninjau ulang perizinannya,” ujar Ketua Badan Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Riau, Mambang Mit, di Pekanbaru, Selasa (5/4).

Data yang dikeluarkan Sekretariat Bersama Penanggulangan Karhutla Riau, menyebutkan, pada 1-4 April, kebakaran terjadi di lahan milik 20 perusahaan HTI, 9 perusahaan perkebunan, dan 2 perusahaan HPH.

Humas PT Arara Abadi, Nurul Huda, yang dihubungi membenarkan sebagian kecil lahan perusahaannya di sektor Duri kebakaran. Namun, ia menyangkal kebakaran merupakan kesengajaan dari pihaknya.

”Kami tidak mungkin membakar lahan di sana, karena areal itu sedang dalam program penanaman. Kami sudah melaporkan kepada polisi tentang pembakaran lahan itu. Kami menduga, ada beberapa warga yang sengaja membakar, dengan tujuan akan menanam areal itu dengan kelapa sawit. Kami tidak pernah memakai api dalam membuka lahan,” kata Nurul.

Mambang Mit yang juga Wakil Gubernur Riau, mengungkapkan, meski titik api sudah muncul, secara umum kondisi cuaca di Riau masih normal. Pemprov Riau menyiagakan petugas pemadam kebakaran dari berbagai instansi.

Kualitas udara menurun

Dari Pontianak, Kalimantan Barat, dilaporkan, sejak terjadi kebakaran di lahan sekitar 500 hektar di Sungai Pinyuh, pekan lalu, kualitas udara terus menurun, bahkan sudah membahayakan kesehatan manusia.

Data yang dikeluarkan oleh Badan Lingkungan Hidup Kalimantan Barat, Selasa (5/4), menunjukkan indeks standar pencemaran udara (ISPU) selama dua jam pada Senin pukul 00.00, ISPU masih menunjukkan angka 267 (kategori sangat tidak sehat). Lalu ISPU mencapai angka tertinggi 647. Data ISPU hasil pengukuran Selasa, keluar Rabu.

Kepala Polsek Sungai Pinyuh Ajun Komisaris Dwi Budi Murtiono mengatakan, kebakaran lahan di perbatasan Kecamatan Sungai Pinyuh dan Kecamatan Anjongan, Pontianak, sebagian besar sudah diatasi. (SAH/AHA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com