Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih Baik Tak Bangun Gedung Sama Sekali

Kompas.com - 03/04/2011, 17:10 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Swadaya Masyarakat Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) mendesak agar DPR sama sekali tidak mewujudkan rencananya untuk membangun gedung baik dengan anggaran minimal maupun dengan anggaran semula yang mencapai Rp 1,138 triliun.

"Karena masyarakat sangat trauma dengan kebijkan DPR, karena selalu DPR bohong. Kemarin katanya (pembangunan gedung) ditunda. Tapi ternyata terus, kebijakan mereka tidak memihak pada masyarakat," ujar Koordinator Investigas dan Advokasi Fitra, Uchok Sky Khadafy seusai jumpa pers di Cikini, Jakarta, Minggu (3/4/2011).

Menurut Uchok, DPR belum perlu membangun gedung karena kapasitas gedung yang ada saat ini masih memadai. Begitupun dengan kapasitas ruangan tiap anggota dewan. Lagipula, kata Uchok, para anggota dewan umumnya memiliki lebih dari satu ruangan.

"Saya lihat anggota DPR punya dua ruangan, kalau dia ketua badan, dia punya ruangan di bawah contoh Lukman Edi (anggota DPR dari PKB) punya dua ruangan. Jadi bisa dimanfaatkan ruang yang lain, kalau ada tamu banyak, bisa juga dimasukkan ke ruang rapat fraksi. Kalau dokumen masih bisa di ruang TU (tata usaha)," ujarnya.

Jika DPR tetap melaksanakan pembangunan gedung tersebut, maka Fitra dan sejumlah LSM lainnya siap melayangkan gugatan hukum warga negara (citizen law suit dan legal standing) kepada DPR melalui Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

"Walaupun ini sudah masuk anggaran 2011, kaya laptop kemaren, masih bisa dicut (dibatalkan). Tinggal kesepakatan politik saja antara DPR dengan pemerintah dan presiden," ujarnya.

Seperti diketahui, DPR berencana membangun gedung baru dengan anggaran mencapai Rp 1,138 triliun. Menurut sejumlah LSM yang salah satunya adalah Fitra, dana triliunan tersebut mempergunakan anggaran multi year atau anggaran APBN selama dua tahun. Nilai Rp 1,138 triliun yang dianggarakan, menurut Fitra terlalu besar. DPR dinilai melanggar Inpres Nomor 7 Tahun 2010 tentang Penghematan Belanja Kementrian/Lembaga tahun 2011.

"DPR yang memiliki fungsi anggaran agar belanja negara jadi efisien dan efektif justru tidak menjadi lokomotif dalam melakukan penghematan," katanya.

Menurut Uchok, lebih baik jika dana yang dianggarkan untuk pembangunan gedung tersebut dialokasikan untuk membayar jaminan asuransi orang miskin. "Sebab hanya 74 juta orang dari 116 juta orang miskin yang menikmati jaminan asuransi. Masih ada 41 juta orang lagi yang belum," kata Uchok.

Proyek pembangunan gedung DPR tersebut, lanjutnya, hanya untuk memenuhi kepentingan partai. "Proyek-proyek gini untuk kampanye 2014," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

    TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

    Nasional
    Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

    Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

    Nasional
    Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

    Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

    Nasional
    Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

    Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

    Nasional
    Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

    Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

    Nasional
    Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

    Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

    Nasional
    KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

    KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

    Nasional
    Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

    Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

    Nasional
    Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

    Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

    Nasional
    Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

    Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

    Nasional
    Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

    Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

    Nasional
    KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

    KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

    Nasional
    Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

    Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

    Nasional
    Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

    Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com