Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Serukan Tunda Proyek Gedung Baru

Kompas.com - 29/03/2011, 12:48 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Fraksi PDI-P Tjahjo Kumolo mengatakan, DPR harus menyerap aspirasi publik yang bersuara keras menolak rencana pembangunan gedung baru DPR yang berbiaya Rp1,2 triliun. Rencana itu harus dikaji ulang dan proses pembangunan yang ditargetkan akan dimulai pada 22 Juni mendatang sebaiknya ditunda. Hal itu dikatakan Tjahjo dalam pernyataan tertulis kepada wartawan, Selasa (29/3/2011).

”Agar dilakukan perencanaan ulang pembangunan gedung DPR yang lebih sederhana dan ditunda dulu pelaksanaannya. Masyarakat menolak dan seharusnya DPR sebagai lembaga wakil rakyat juga mendengar suara masyarakat,” ujar Sekjen PDI-P ini.

Perencanaan ulang yang dimaksud adalah desain ulang gedung yang lebih sederhana dan disosialisasikan kepada masyarakat. ”Jangan terkesan mewah. Apa mau menyaingi Hotel Mulia?” kata Tjahjo.

Sementara itu, anggota Fraksi PDI-P, Eva Kusuma Sundari mengatakan, kebutuhan ruangan memang diperlukan. Namun, dalam proyek pembangunan gedung baru ini hendaknya dilakukan sayembara untuk menentukan keputusan desain yang akan digunakan. Menurut dia, lomba desain ini tidak pernah diselenggarakan karena beberapa pimpinan fraksi tidak menyetujuinya.

Sebelumnya, saat kontroversi pembangunan gedung menyeruak pertengahan tahun lalu, Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR menyatakan bahwa rencana pembangunan gedung ini telah disetujui oleh seluruh fraksi di DPR. Belakangan, Fraksi Partai Gerindra mencabut dukungan dan menyatakan tak akan menempati ruangan anggota Dewan di gedung yang baru. Sekretaris Fraksi PAN Teguh Juwarno hari ini juga menyerukan agar rencana pembangunan gedung dihentikan. DPR diminta mempertimbangkan reaksi dan aspirasi masyarakat atas rencana tersebut.

”Rencana pembangunan menuai penolakan yang luas, jadi aspirasi masyarakat menolak. DPR ditempatkan seolah-olah berhadapan dengan rakyat. Padahal, UU MPR, DPR, DPD, dan DPRD menegaskan, salah satu wewenang DPR adalah menampung dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat. Untuk itu, dengan berbagai pertimbangan, Fraksi PAN meminta agar seluruh proses pembangunan gedung DPR dihentikan sampai mendapat persetujuan dari masyarakat,” kata Teguh dalam rapat paripurna hari ini.

Teguh juga mengatakan kalaupun proses diteruskan, PAN meminta agar desain teknis gedung baru secara detail diputuskan lewat rapat paripurna. Angka Rp 800 juta yang menjadi biaya pembuatan satu ruangan anggota Dewan dinilai terlalu mahal. Padahal, lanjut Teguh, wakil rakyat harusnya menjadi contoh kesederhanaan masyarakat Indonesia.

Baca juga: PAN: Hentikan Pembangunan Gedung Baru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Digugat ke Pengadilan, Bareskrim: Penetapan Tersangka Kasus TPPU Panji Gumilang Sesuai Fakta

    Digugat ke Pengadilan, Bareskrim: Penetapan Tersangka Kasus TPPU Panji Gumilang Sesuai Fakta

    Nasional
    Soal Peluang PDI-P Gabung Koalisi Prabowo, Guru Besar UI: Megawati Tegak, Puan Sejuk

    Soal Peluang PDI-P Gabung Koalisi Prabowo, Guru Besar UI: Megawati Tegak, Puan Sejuk

    Nasional
    Jokowi Minta Kepala BNPB Cek Masyarakat Sulbar yang Belum Dapat Bantuan Pascagempa

    Jokowi Minta Kepala BNPB Cek Masyarakat Sulbar yang Belum Dapat Bantuan Pascagempa

    Nasional
    Jokowi Beri Isyarat Perpanjang Masa Jabatan Pj Gubernur Sulbar Zudan Arif

    Jokowi Beri Isyarat Perpanjang Masa Jabatan Pj Gubernur Sulbar Zudan Arif

    Nasional
    Jokowi Janji Bakal Bangun Asrama dan Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas

    Jokowi Janji Bakal Bangun Asrama dan Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas

    Nasional
    Prabowo-Gibran Bersiap Kembangkan Koalisi Pasca-putusan MK

    Prabowo-Gibran Bersiap Kembangkan Koalisi Pasca-putusan MK

    Nasional
    Dirut Pertamina Paparkan Bisnis Terintegrasi yang Berkelanjutan di Hannover Messe 2024

    Dirut Pertamina Paparkan Bisnis Terintegrasi yang Berkelanjutan di Hannover Messe 2024

    Nasional
    KPK Nyatakan Siap Hadapi Gugatan Gus Muhdlor

    KPK Nyatakan Siap Hadapi Gugatan Gus Muhdlor

    Nasional
    “Dissenting Opinion”, Hakim MK Arief Hidayat Usul Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

    “Dissenting Opinion”, Hakim MK Arief Hidayat Usul Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

    Nasional
    Jokowi Resmikan 147 Bangunan Pascagempa dan 3 Ruas Jalan Daerah di Sulbar

    Jokowi Resmikan 147 Bangunan Pascagempa dan 3 Ruas Jalan Daerah di Sulbar

    Nasional
    Pertemuan Megawati-Prabowo, PDI-P: Yang Sifatnya Formal Kenegaraan Tunggu Rakernas

    Pertemuan Megawati-Prabowo, PDI-P: Yang Sifatnya Formal Kenegaraan Tunggu Rakernas

    Nasional
    Prabowo Akan Bertemu Tim Hukumnya Hari Ini, Bahas Putusan MK

    Prabowo Akan Bertemu Tim Hukumnya Hari Ini, Bahas Putusan MK

    Nasional
    Jokowi Bakal Siapkan Proses Transisi Pemerintahan Baru Usai Putusan MK

    Jokowi Bakal Siapkan Proses Transisi Pemerintahan Baru Usai Putusan MK

    Nasional
    Jika Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, PDI-P Dinilai Tak Punya Nilai Jual

    Jika Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, PDI-P Dinilai Tak Punya Nilai Jual

    Nasional
    Gerindra: Pertemuan Prabowo-Megawati Sedang Cocokkan Waktu, Tidak Lama Lagi...

    Gerindra: Pertemuan Prabowo-Megawati Sedang Cocokkan Waktu, Tidak Lama Lagi...

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com