Earth Hour, Jakarta Menghemat 127 MW

JAKARTA, KOMPAS.com —  Earth Hour di Jakarta ditandai dengan pemadaman lampu di Monumen Nasional, tepat pukul 20.30 WIB. Monumen Nasional hanya menyisakan nyala lampu di puncaknya yang terbuat dari emas.

Setelah lampu warna-warni yang menerangi landmark ibu kota itu dipadamkan, secara hampir bersamaan lampu di gedung Balaikota juga dipadamkan. Di sepanjang Jalan MH Thamrin hingga Bundaran HI hanya lampu lalu lintas yang tampak menyala.

Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, yang turut dalam kegiatan Earth Hour di Balaikota, mengatakan, dengan mematikan listrik selama satu jam, Jakarta mampu menghemat listrik 127 megawatt (MW). ”Kalau dari 9,6 juta warga, tiap orang mematikan dua saja lampunya bisa menghemat 300 megawatt. Lebih banyak yang ikut serta, maka lebih banyak yang dihemat,” kata Fauzi.

Angka tersebut, menurut Fauzi, sama dengan mematikan satu pembangkit listrik yang mampu menyalakan listrik di sekitar 900 desa. Kampanye mematikan lampu ini juga diyakini dapat mengurangi emisi karbon dioksida sebesar 267,3 ton.

Dewan Penyantun WWF Rizal Malik berharap perayaan Earth Hour ini bisa menjadi gaya hidup warga Jakarta. ”Yang penting adalah bagaimana ini bisa jadi gaya hidup tidak hanya satu jam. Kebiasaan itu termasuk juga bisa dengan menggunakan peralatan hemat energi. Satu jam hanya simbol, tapi jadikan ini sebagai gaya hidup,” tuturnya.

Perayaan Earth Hour di Jakarta difokuskan di lima titik, yakni Monumen Nasional, patung Arjuna Wiwaha, bundaran HI, patung Pemuda, dan Jalan Thamrin. Sementara di bagian lain Kota Jakarta gemerlap lampu tampak tidak meredup.