Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR Nilai Pemerintah Sudah Bekerja

Kompas.com - 25/03/2011, 14:19 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPR Marzuki Alie tak sepakat dengan penilaian bahwa Pemerintah Indonesia lamban dalam merespons situasi dalam negeri Libya, menyusul serangan pasukan sekutu di bawah pimpinan Amerika Serikat yang sudah menewaskan ratusan penduduk. Menurut Marzuki, pPemerintah Indonesia sudah bekerja melalui Kedutaan Besar RI yang ada di negara tersebut.

”Pemerintah itu kan mulai dari duta besar kita di PBB, lalu Kementerian Luar Negeri, kabinet, lalu Presiden, tentu ada urutan. Saya yakin perwakilan kita di luar negeri pasti melakukan sesuatu yang sudah terdengar oleh kita. Dan jangan dibilang tidak tegas, kan ada proses, mekanisme, dan tidak buru-buru,” kata Marzuki di Gedung DPR, Jumat (25/3/2011).

Politisi dari Partai Demokrat ini mengatakan, jangan menyamakan kinerja pemerintah dengan DPR. Anggota Dewan tampak lebih cepat bekerja karena sering dilihat dari pernyataan-pernyataan politiknya saja, sementara persoalan Libya tak hanya bisa ditanggapi dengan pernyataan-pernyataan politik saja.

”Kalau di sana, enggak bisa buru-buru karena pengaruh statement (pernyataan) luas, jadi tentu melalui proses dan mekanisme,” ujarnya.

Merespon memanasnya situasi di Libya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 24 Februari 2011 lalu mengaku telah mengirimkan surat kepada Sekjen PBB Ban Ki-moon. Presiden meminta para pemimpin dunia untuk turut membantu mencarikan solusi terbaik bagi Libya. Ia khawatir, situasi politik di Libya akan merembet ke negara lainnya. Tak hanya itu saja, memanasnya situasi di negara kaya minyak tersebut memiliki implikasi meroketnya harga minyak dan pangan dunia.

”Oleh karena itu, konkretnya, saya akan menulis surat ke Sekjen PBB. Indonesia menyerukan kepada DK PBB khususnya dan kepada PBB pada umumnya, termasuk komunitas global, untuk bukan hanya sekadar peduli, tetapi mengambil langkah yang riil membantu bangsa Libya mencegah terjadinya aksi kekerasan dan jatuhnya korban,” kata Presiden pada jumpa pers di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (24/2/2011).

Presiden juga berharap Dewan Keamanan PBB, Dewan HAM PBB, dan semua organ PBB turut memelopori serta memimpin komunitas global untuk melakukan sesuatu yang tepat dan cepat bagi Libya. Presiden juga menekankan pentingnya upaya global untuk mengendalikan inflasi atas harga-harga pangan dunia.

”Kini kita menyaksikan harga minyak yang cukup signifikan yang juga dipicu oleh keadaan di Libya dan negara-negara di sekitarnya. Kalau ini tidak bisa dihentikan, maka dunia akan mendapatkan pukulan ganda, yaitu inflasi harga pangan dan kenaikan harga minyak yang juga secara langsung berimplikasi pada meningkatnya harga pangan. Ini kalau kita biarkan akan memberikan persoalan serius bagi hampir semua negara di dunia,” kata Presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

    Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

    Nasional
    Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

    Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

    Nasional
    Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

    Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

    Nasional
    GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

    GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

    Nasional
    Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

    Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

    Nasional
    Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

    Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

    Nasional
    Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

    Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

    Nasional
    Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

    Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

    Nasional
    Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

    Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

    Nasional
    Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

    Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

    Nasional
    Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

    Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

    Nasional
    Selain 2 Oknum Lion Air,  Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

    Selain 2 Oknum Lion Air, Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

    Nasional
    Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

    Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

    Nasional
    Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

    Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com