Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khadafy dan Rival Saling Rebut Kota

Kompas.com - 18/03/2011, 03:19 WIB

Kairo, Kompas - Pasukan pro dan kontra-Moammar Khadafy terus saling memobilisasi kekuatan di sekitar kota Ajdabiya (160 kilometer di sebelah barat kota Benghazi) untuk merebut kota tersebut. Bantuan logistik dan pasukan untuk kedua kubu terus berdatangan dari Benghazi.

Kota Ajdabiya kini dikepung oleh pasukan pro-Khadafy. Pasukan kontra-Khadafy yang menyatakan masih menguasai pusat kota itu juga mengerahkan senjata berat. Ajdabiya dinilai sangat strategis.

Bagi kubu Khadafy, jika Ajdabiya direbut, akan terbuka jalan menuju Benghazi dan kota-kota lain di Libya timur yang dikuasai kaum revolusioner. Bagi kaum revolusioner, dengan mempertahankan Ajdabiya, berarti gerak maju pasukan Khadafy ke Benghazi bisa dicegah. Jika kaum revolusioner mampu memukul mundur pasukan Khadafy dari Ajdabiya, terbuka jalan menuju wilayah Libya barat.

Putra Khadafy, Saif al-Islam, hari Rabu (16/3) memberikan batas waktu 48 jam bagi pasukan untuk merebut Benghazi. Pesawat tempur loyalis Khadafy pada Kamis siang mulai menggempur bandar udara di Benghazi.

Palang Merah Internasional menarik semua personel dari Benghazi karena pertempuran antara kubu pro dan kontra-Khadafy mulai mendekat ke kota kedua terbesar di Libya itu.

Para wartawan yang meliput di Benghazi sejak hari Minggu lalu mulai keluar menuju Mesir. Hanya sejumlah kecil wartawan yang masih bertahan di Benghazi saat ini.

Di Libya barat, pasukan loyalis Khadafy juga sedang menyiapkan serangan besar ke kota Misrata (sekitar 200 kilometer di timur kota Tripoli) yang masih dikuasai kaum revolusioner. Khadafy kepada stasiun televisi resmi Libya, Rabu malam lalu, menegaskan, pasukannya akan melakukan serangan menentukan hari Kamis ke Misrata.

Pasukan Khadafy hari Rabu lalu mencoba menyerang kota Misrata dari tiga arah, tetapi dapat digagalkan kaum revolusioner. Sumber tenaga medis yang dikutip televisi Al-Jazeera mengungkapkan, pasukan Khadafy mengalami kematian 80 personel dan puluhan orang lainnya cedera dalam pertempuran di Misrata hari Rabu lalu.

Aktivis ditangkapi

Di Suriah, sekitar 150 warga hari Rabu kembali berunjuk rasa di depan gedung Kementerian Dalam Negeri. Mereka menuntut pembebasan para tahanan politik.

Menurut aktivis hak asasi manusia Suriah, Abdel Karim Rihawi, aparat keamanan menangkap sekitar 30 pengunjuk rasa, di antaranya aktivis kaum Kurdi, Kamal Hussein Sheikho; cendekiawan Tayeb Tizini; aktivis HAM, Mazen Darweesh; aktivis Nahed Badawiya; dan aktivis politik Suhair Atassi.

Namun, Kementerian Dalam Negeri Suriah membantah unjuk rasa terjadi di negara itu. Seorang pejabat Kementerian Dalam Negeri Suriah, Brigjen Muhammad Hassan Ali, seperti dikutip harian Asharq Al Awsat, mengatakan, yang terjadi di Damaskus bukan unjuk rasa, melainkan sekelompok keluarga para tahanan politik datang ke Kementerian Dalam Negeri. Mereka meminta pembebasan atau keringanan hukuman anggota keluarga yang ditahan.

Ada hingga 4.000 tahanan politik di Suriah sejak tahun 1963. Aksi unjuk rasa di Suriah itu dimulai setelah seruan muncul melalui Facebook milik aktivis Suriah dengan status ”Revolusi Suriah melawan rezim Bashar Assad tahun 2011”. Para aktivis tersebut mengklaim memiliki 40.000 anggota dalam jejaring sosial tersebut. (mth)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com