KLATEN, KOMPAS.com — Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri menegaskan, PDI-P tak akan bergabung dalam koalisi hingga tahun 2014. Menurutnya, amanat Kongres III di Bali yang membawanya kembali ke kursi nomor satu di partai ini juga telah mengamanahkan jalan di luar pemerintahan bagi PDI-P untuk berbakti pada negeri.
Menurut Mega, dia yang memegang amanat sebagai Ketua Umum pun merasa bingung selama ini. Berbagai pendapat mengenai sikap PDI-P terus bergulir liar, seolah-olah sudah menjadi keputusannya.
Mega menyesalkan, dia dianggap tak ada. "Itulah mengapa sampai hari ini, ketika gonjang-ganjing urusan PDI-P, saya masih mikir. Saya di mana ya? Media dan orang-orang berbicara dengan nama saya, tetapi saya tak ada di situ. Apakah PDI-P akan masuk untuk ikut koalisi atau reshuffle kabinet. Lalu saya berpikir saya Megawati, Ketua Umum PDI-P, di mana ya saya? Padahal sesuai Kongres III, saya hanya satu-satunya orang yang diberi mandat oleh kongres," katanya.
"Karena saya dilantik oleh kongres partai, segala ketentuan yang diberikan kongres adalah sebagai ketua umum, tak ada lain. Semua orang sekarang tampaknya bingung. Bahkan, ada yang datang tanya, 'kita masuk atau enggak'. Kalian kader partai tahu keputusan kongres seperti apa. Kalian yang memutuskan, institusi keputusan tertinggi partai ditentukan oleh kalian dalam kongres. Makanya, baca AD dan ART," ucapnya di depan puluhan ribu kader PDI-P di Desa Jambakan, Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Kamis (17/3/2011).
Sementara itu, dalam keterangan pers setelahnya, Mega menyatakan sulit untuk mengubah putusan kongres ini. Ada celah, tetapi kecil sekali ruang untuk mengubah aturan yang sudah diputuskan oleh kongres. Lagi pula, akan menghabiskan banyak waktu jika partai harus menggelar kongres luar biasa untuk mengubah AD/ART.
"Tak ada jalan lain pula kecuali apakah saya menggunakan hak prerogatif saya. Namun, saya katakan hak prerogatif saya enggak mau saya gunakan secara murah," ucapnya. Mega mengaku pula bahwa dia tahu, Hatta Rajasa sebagai utusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono datang dan berbincang dengan suaminya, Taufik Kiemas. Mega juga tahu bahwa putrinya, Puan Maharani, pergi bertemu Presiden.
"Bagi saya, wajar-wajar saja. Puan pergi ke SBY. Banyak yang berpikir saya tak tahu. Saya tahu, kapan dan bagaimana. Nah siapa yang bermain? Media dan mereka yang berkeinginan. Apa perlu saya katakan (orangnya)?" ujarnya sambil mengakhiri keterangan pers.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.