Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Loyalis Khadafy Kuasai Kota Zuwara

Kompas.com - 16/03/2011, 03:32 WIB

Kairo, Kompas - Pasukan loyalis Moammar Khadafy berhasil kembali menguasai kota Zuwara di Libya barat, dekat perbatasan Tunisia, Selasa (15/3). Menurut saksi mata yang dikutip stasiun televisi Al-Jazeera, pasukan Khadafy melakukan aksi bumi hangus di Zuwara. Pasukan Khadafy membunuh puluhan penduduk dan menangkap puluhan lainnya, serta tidak mengizinkan korban luka-luka dibawa ke rumah sakit.

Menurut saksi mata Jamal Zuwari, Zuwara digempur dari udara dan darat sebelum tank pro- Khadafy memasuki pusat kota.

Di Libya timur, pesawat tempur pro-Khadafy terus menggempur Ajdabiya, yang terletak antara Benghazi dan Brega. Di Ajdabiya terdapat jalan tol menuju Benghazi dan Tobruk. Jika pasukan Khadafy bisa menguasai Ajdabiya, akan terbuka jalan menuju Benghazi, yang menjadi markas kaum revolusioner.

Menurut juru bicara militer kaum revolusioner, Kolonel Hamid al-Hasi, Ajdabiya akan dipertahankan habis-habisan karena letaknya yang strategis dan sebagai penyangga kota Benghazi.

Al-Hasi mengungkapkan, kaum revolusioner bisa memukul mundur pasukan Khadafy yang merengsek ke arah timur jika segera diberlakukan zona larangan terbang di atas Libya. Pasukan Khadafy pekan lalu berhasil mengusir kaum revolusioner dari kota Ras Lanuf dan Bin Jawad.

Pasukan darat Khadafy hingga saat ini masih belum menjangkau Ajdabiya. Kaum revolusioner bersenjata mampu membendung gerak maju pasukan Khadafy ke arah timur di kota minyak Brega. Kaum revolusioner mengklaim masih menguasai kota Brega.

Salah seorang komandan pasukan loyalis Khadafy, Kolonel Milad Fiki, menyatakan, pasukannya bertekad menyerang ke arah timur untuk membersihkan kota-kota di Libya timur dari kaum radikal pengikut Osama bin Laden.

Ia mengungkapkan, kota Misrata yang kini dikontrol kelompok perlawanan akan segera dibebaskan dalam waktu dekat. Menurut dia, pembebasan kota Misrata, yang merupakan kota terbesar ketiga di Libya setelah Tripoli dan Benghazi, soal waktu saja dan tidak ada masalah.

Pemimpin Libya, Moammar Khadafy, menegaskan, kelompok perlawanan akan kalah karena rakyat memihak dirinya. Khadafy menyatakan, bagi penentangnya hanya ada dua pilihan, yaitu menyerah atau melarikan diri.

Dalam konteks politik, masyarakat internasional masih ragu mengambil keputusan pelaksanaan zona larangan terbang di atas Libya untuk melindungi warga sipil negara itu dari gempuran pesawat tempur Khadafy.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com