Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sentimen Pasar, Harga Minyak Meroket

Kompas.com - 15/03/2011, 18:39 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kenaikan harga minyak mentah di pasar dunia seharusnya tidak perlu terjadi karena secara fundamental sebenarnya pasokan minyak mentah jauh lebih tinggi ketimbang kebutuhannya. Kenaikan harga minyak mentah disebabkan oleh sentimen negatif pelaku pasar dunia yang khawatir pasokan minyak akan jauh berkurang karena krisis sosial politik di Afrika Utara dan Timur Tengah yang berkontribusi sebesar 18 persen terhadap produksi minyak mentah internasional.

"Secara fundamental jumlah pasokan mencukupi di dunia dibanding kebutuhan, namun ini masih prakondisi sebelum bencana gempa dan tsunami di Jepang. Jepang bukan kondisi yang diharapkan, seharusnya pasca politik di Timur Tengah tidak naik," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Darwin Zahedy Saleh di Jakarta, Selasa (15/3/2011) saat menghadiri Rapat Kerja dengan Badan Anggaran DPR RI.

Rapat itu juga dihadiri oleh Menteri Keuangan Agus Darmawan Wintarto Martowardojo, Menteri Badan Usaha Milik Negara Mustafa Abubakar, Direktur Utama PT Pertamina Karen Agustiawan.

Menurut Darwin, akibat setimen negatif tersebut harga minyak di pasar Amerika Serikat (Nymex) sudah mencapai 101,29 dollar AS per barrel, adapun harga Brent (di pasar London) mencapai 113, 67 dollar AS per barrel. Sementara harga minyak di Dubai mencapai 106 dollar AS per barrel, dan harga minyak jenis Minas (asal Duri, Riau, Indonesia) 111,77 dollar AS per barrel.

"Akibat kenaikan harga minyak di pasar dunia, harga minyak mentah Indonesia (ICP) pun mengalami kenaikan," ujar Darwin.

Harga rata-rata ICP hingga 14 Maret 2011 sudah mencapai 113,09 dollar AS per barrel. Selama Februari 2011, ICP berada dilevel 103 dollar AS per barrel. Adapun rata-rata ICP sepanjang tahun 2011 mencapai 104,48 dollar AS per barrel. Sementara ICP rata-rata sejak 1 Desember 2010 hingga 14 Maret 2011 di level 101,2 dollar AS per barrel.

"Adapun ICP dalam 12 bulan terakhir posisinya ada dilevel 86,35 dollar AS per barrel. Jadi harga tertinggi minyak kita adalah 113 dollar AS per barrel. Jika harga di pasar dunia menurun, maka harga sepanjang 12 bulan pun akan lebih rendah dari 86 dollar AS per barrel, sehingga kita bisa mendekati asumsi yang ditetapkan di APBN 2011, yakni 80 dollar AS perbarrel," jelas Darwin. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com