Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

88 Pengaduan Masyarakat Disampaikan ke KPK

Kompas.com - 05/03/2011, 09:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com Badan Pekerja Gerakan Tokoh Lintas Agama Melawan Pembohongan Publik menyampaikan 88 laporan pengaduan masyarakat dari 13 kota yang masuk di rumah pengaduan kebohongan publik kepada KPK, Jakarta, Jumat (4/3/2011).

Menurut data yang dibagikan, pengaduan kasus dugaan korupsi tercatat paling banyak, yakni 26,1 persen dari total 88 pengaduan. Laporan terdiri dari berbagai kasus korupsi, seperti dugaan suap dalam penerimaan calon pegawai negeri sipil, suap hakim, korupsi kepala daerah, pungutan liar di lembaga pemasyarakatan dan imigrasi, dugaan koruptor yang tidak diproses karena pelaku dari partai, dan kasus Gayus Tambunan.

"Ada hal-hal kecil yang mungkin kecil secara rupiah, tetapi bisa memberi dampak, seperti suap CPNS, bupati/gubernur mengambil pungutan pegawai negeri. Tidak ada gunanya reformasi birokrasi jika demikian," ujar tokoh agama Salahuddin Wahid dalam kesempatan serah terima laporan pengaduan kepada pimpinan KPK.

Pengaduan terbanyak kedua adalah adalah kesulitan kelompok miskin dalam mendapatkan haknya, seperti biaya sekolah murah, pengobatan gratis, dana Bantuan Langsung Tunai (BLT), dan pemenuhan kebutuhan pangan. Jumlah pengaduan mencapai 18 atau 20,4 persen dari total pengaduan.

Selanjutnya, keluhan masyarakat terkait praktik mafia hukum berkisar persoalan penegakan hukum terhadap koruptor dan ketidakadilan dalam penegakan hukum. Jumlah pengaduan 15 laporan atau 17 persen dari total pengaduan.

Berikutnya, pengaduan mengenai ketidakpuasan terhadap janji pemerintah yang tidak dipenuhi, seperti Sistem Jaminan Sosial, Kredit Usaha Rakyat, penggantian kerugian bencana lumpur Lapindo, dan penyelesaian pelanggaran HAM. Sebanyak 12 laporan atau 13,6 persen dari total laporan pengaduan.

"Ini bahaya luar biasa bagi bangsa. Kita prihatin bahwa negeri ini tidak akan runtuh karena serbuan militer negara lain, tetapi akan runtuh dengan kekeroposan moral bangsa sendiri," ujar perwakilan dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Masdar Masudi.

Pengaduan lainnya adalah 2 laporan mengenai perampasan lahan petani (3,4 persen), 3 laporan eksploitasi asing dan salah urus negara (3,4 persen), 2 laporan perusakan lingkungan (2,3 persen), 2 laporan masalah birokrasi termasuk diskriminasi PNS antardepartemen (2,3 persen), 2 laporan sengketa perburuhan (2,3 persen), 2 laporan kesulitan izin pendirian rumah (2,3 persen), dan laporan lainnya, seperti kekerasan oleh aparat/DPRD sebanyak 6 pengaduan (6,9 persen).

Laporan pengaduan tersebut diterima oleh Ketua KPK Busyro Muqoddas. Adapun tokoh Gerakan Lintas Agama yang hadir lainnya adalah mantan Ketua PP Muhammadiyah Syafii Maarif.

Para tokoh lintas agama berharap, KPK sebagai lembaga yang dipercaya masyarakat dapat menindaklanjuti pengaduan masyarakat tersebut. Tokoh-tokoh lintas agama juga menyatakan dukungan mereka secara moral terhadap kerja KPK dalam memberantas korupsi, termasuk dukungan melawan upaya-upaya pelemahan kewenangan KPK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com