Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Pertanian Cocok buat Gerindra

Kompas.com - 02/03/2011, 13:31 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Dukungan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang menolak pembentukan panitia khusus hak angket pajak di DPR RI mendapat apresiasi dari politisi Partai Demokrat.

Gerindra yang secara bulat menolak pembentukan pansus angket pajak dipandang menyelamatkan koalisi parpol pimpinan Partai Demokrat. Terlebih, selisih suara antara pihak yang mendukung dan menolak hanya terpaut dua suara.

Tak heran sejumlah pengamat politik memperkirakan Gerindra akan "diganjar" kursi menteri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat. Gerindra pun telah memberikan sinyal terbuka.

"Kemungkinan (masuknya Gerindra ke kubu pemerintahan) itu ada," ujar pengajar Ilmu Politik Universitas Airlangga, Airlangga Pribadi, ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (2/3/2011).

Hal yang sama diungkapkan pengamat politik Charta Politika Yunarto Wijaya. "Tinggal negosiasi (pos menteri) saja. Pasalnya, ketika masuk ke barisan koalisi, Gerindra tak mau dipersepsikan oleh konstituennya sebagai partai yang terkooptasi oleh Presiden SBY. Dengan demikian, dibutuhkan pos-pos yang sesuai dengan identitas Gerindra sebagai partai peduli rakyat. Jadi, pos (menteri) menjadi negosiasi yang paling penting," kata Yunarto.

Salah satu pos yang sesuai dengan identitas Gerindra, menurut Yunarto, adalah Menteri Pertanian. Saat ini pos Menteri Pertanian diduduki kader PKS Suswono. Peluang ini dikatakan terbuka lebar. Terlebih, Presiden telah memberikan ultimatum, partai yang tidak bersedia bersepakat maka sebaiknya keluar dari koalisi.

"Ada logika linear, ketika PKS ingin dikeluarkan, kursi Menteri Pertanian akan kosong. Jika logika SBY linear dengan Partai Demokrat, maka kedua pos itu adalah pos pertama yang berada di ujung tanduk," sambung Yunarto.

Namun Airlangga mengatakan, langkah tersebut bisa mendatangkan resistensi dari anggota koalisi yang setia mendukung SBY sejak pemilu 2009. Terlebih, Gerindra tak turut "mengeluarkan keringat" atas kemenangan SBY-Boediono.

Namun demikian, Presiden diperkirakan akan menyusun masak-masak perombakan kabinet agar meredam pergolakan di tubuh koalisi. Tak menutup kemungkinan Presiden akan memberikan tambahan "jatah kursi menteri" bagi parpol yang setia mendukungnya.

 

Baca juga Koalisi di Indonesia Aneh

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

    Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

    Nasional
    Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

    Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

    Nasional
    KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

    KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

    Nasional
    Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

    Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

    Nasional
    Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

    Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

    Nasional
    Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

    Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

    Nasional
    KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

    KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

    Nasional
    Dianggap Sudah Bukan Kader PDI-P, Jokowi Disebut Dekat dengan Golkar

    Dianggap Sudah Bukan Kader PDI-P, Jokowi Disebut Dekat dengan Golkar

    Nasional
    PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

    PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

    Nasional
    Menko Polhukam: 5.000 Rekening Diblokir Terkait Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 327 Triliun

    Menko Polhukam: 5.000 Rekening Diblokir Terkait Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 327 Triliun

    Nasional
    Golkar Sebut Pembicaraan Komposisi Menteri Akan Kian Intensif Pasca-putusan MK

    Golkar Sebut Pembicaraan Komposisi Menteri Akan Kian Intensif Pasca-putusan MK

    Nasional
    KPU: Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada Serentak 2024

    KPU: Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada Serentak 2024

    Nasional
    Pasca-Putusan MK, Zulhas Ajak Semua Pihak Bersatu Wujudkan Indonesia jadi Negara Maju

    Pasca-Putusan MK, Zulhas Ajak Semua Pihak Bersatu Wujudkan Indonesia jadi Negara Maju

    Nasional
    Temui Prabowo di Kertanegara, Waketum Nasdem: Silaturahmi, Tak Ada Pembicaraan Politik

    Temui Prabowo di Kertanegara, Waketum Nasdem: Silaturahmi, Tak Ada Pembicaraan Politik

    Nasional
    Momen Lebaran, Dompet Dhuafa dan Duha Muslimwear Bagikan Kado untuk Anak Yatim dan Duafa

    Momen Lebaran, Dompet Dhuafa dan Duha Muslimwear Bagikan Kado untuk Anak Yatim dan Duafa

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com