Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS Siap Hadapi Konsekuensi

Kompas.com - 26/02/2011, 03:09 WIB

Yogyakarta,,Kompas - Partai Keadilan Sejahtera siap menghadapi konsekuensi terpahit terdepak dari Sekretariat Gabungan Koalisi Partai Politik Pendukung Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Namun, sepanjang bukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang meminta untuk keluar, Partai Keadilan Sejahtera belum akan mundur.

”Sepanjang bukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang meminta untuk keluar dari partai koalisi, kami tak akan memulainya,” kata Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq, Jumat (25/2) seusai bertemu dengan Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X di Keraton Kilen, Yogyakarta. Kunjungan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq ini merupakan rangkaian dari Musyawarah Kerja Nasional PKS di Yogyakarta.

Menyikapi tudingan miring sejumlah politikus Partai Demokrat terhadap PKS, Luthfi merasa tak yakin SBY memercayai hal itu. Oleh karena itu, PKS akan konsisten menjalankan kontrak politik hingga masa kepemimpinan Yudhoyono berakhir.

Namun, jika PKS harus menghadapi kemungkinan terburuk keluar dari partai koalisi, Luthfi tetap yakin PKS tetap mampu berbuat banyak kepada masyarakat. ”PKS adalah sebuah partai yang bekerja untuk negara. Untuk merealisasikannya, tak harus di pemerintahan. Di luar pun kami bisa berbuat banyak bagi masyarakat,” ujarnya.

Dalam pembukaan Mukernas PKS di Yogyakarta, Kamis (24/2) Luthfi Hasan Ishaaq mengatakan, PKS akan konsisten mengawal Pansus Bank Century dan Pansus Mafia Pajak.

”Sejak awal Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak kami untuk bergabung dalam Pansus Bank Century dan Pajak. Tawaran ini kami terima setelah dimusyawarahkan. Tapi, saat Partai Demokrat mengajak untuk balik kanan, kami tak mau. Kami tidak akan hirup ludah kami,” kata Luthfi. (ABK)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com