Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Impor Minyak Mentah Terancam

Kompas.com - 25/02/2011, 03:56 WIB

Jakarta, Kompas - Krisis politik di kawasan Timur Tengah dikhawatirkan akan menghambat impor minyak mentah bagi PT Pertamina (Persero). Saat ini sekitar 50 persen dari total impor minyak mentah Pertamina berasal dari kawasan itu.

Menurut Direktur Utama PT Pertamina Karen Agustiawan, seusai rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, Kamis (24/2) di Jakarta, jika pasokan minyak mentah dari Timur Tengah terganggu, kebutuhan impor minyak kemungkinan dipenuhi dari Petronas, Malaysia, karena konsumsi dalam negeri dari negara itu lebih kecil dibandingkan dengan produksi.

Vice President Komunikasi Korporat PT Pertamina Mochamad Harun menyatakan, cadangan pasokan minyak mentah Pertamina mencukupi untuk 22 hari ke depan. Volume impor minyak mentah Pertamina 400.000 barrel per hari, dan 50 persen di antaranya dari kawasan Timur Tengah, terutama dari Arab Saudi. ”Kondisi akan sulit jika suplainya semakin sedikit dan harganya kian mahal,” ujarnya.

Terkait percepatan produksi minyak nasional, Karen menyatakan, pihaknya meminta kepastian pemerintah terhadap permintaan Pertamina untuk menjadi operator pengelola blok West Madura yang masa kontraknya akan berakhir.

Sementara itu, produksi migas per 22 Februari sebesar 2,45 juta barrel ekuivalen minyak per hari. Menurut Kepala Dinas Humas dan Hubungan Kelembagaan Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Elan Biantoro, rata-rata produksi gas 8.662 juta kaki kubik per hari dan produksi minyak 905.000 barrel per hari. (EVY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com