Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lahar Dingin Bongkar Alur Sungai Purba

Kompas.com - 22/02/2011, 21:08 WIB

SLEMAN, KOMPAS.com — Banjir lahar dingin Sungai Opak di Kecamatan Cangkringan, Sleman, DIY, Senin malam, mengakibatkan tanggul di Desa Argomulyo jebol membentuk aliran sungai di pekarangan warga dan diduga alur sungai purba.

"Banjir lahar dingin di Sungai Opak itu, selain mengakibatkan sebuah tanggul jebol, juga menimbun satu rumah warga di Dusun Kliwang, Argomulyo, Cangkringan, serta beberapa rumah terancam karena dekat dengan aliran baru Sungai Opak," kata Camat Cangkringan Samsul Bakri, Selasa (22/2/2011).

Jebolnya tanggul tersebut juga menyebabkan aliran sungai baru itu melalui pekarangan warga serta menghanyutkan sejumlah pohon, sedangkan aliran Sungai Opak yang sebenarnya justru tertutup pasir.

"Banyak batu mampir di rumah yang sebelumnya berjarak lebih kurang lima meter dari Sungai Opak. Kini aliran baru persis berada di samping rumah warga," katanya.

Sampai saat ini memang belum ada alat berat untuk melakukan normalisasi aliran Sungai Opak di Dusun Kliwang karena ada aliran baru melalui pekarangan warga sehingga harus dibicarakan terlebih dulu dengan pemilik pekarangan.

"Saya bersama Pemerintah Kabupaten Sleman akan membicarakan terlebih dulu karena untuk normalisasi aliran melewati pekarangan warga," katanya.

Salah seorang warga Kliwang, Suroso, mengatakan, kejadian itu sekitar pukul 17.30 WIB. Jebolnya tanggul pasir karena kondisi sungai tidak lurus dan pembatas semakin menipis.

Akibatnya, saat terjadi banjir besar, tidak kuat menahan laju air yang bercampur material berupa pasir dan batu.

"Tanggul yang jebol berada di tikungan aliran sungai dan karena sudah lama tidak ditambah pasir, tanggul jebol sehingga menyebabkan aliran baru melalui pekarangan warga serta menimbun sebuah rumah," katanya.

Warga Dusun Panggung, Desa Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Maryanto, memperkirakan, saat ini aliran Sungai Opak kembali ke zaman purba. Hal itu terlihat dari aliran baru yang terbentuk dan terdapat batu-batu yang tertimbun di dasarnya.

"Konon pekarangan milik warga tersebut dulu merupakan daerah aliran sungai (DAS) Sungai Opak. Karena sudah lama tidak dialiri air, kemudian ditanami pohon oleh warga sampai sekarang. Mungkin ini Sungai Opak yang sebenarnya karena terlihat di aliran baru itu banyak batu tertimbun di dasar sungai," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com