Jakarta, Kompas
Berdasarkan pantauan
Ketua Umum Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Nur
Produktivitas padi di wilayah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, berdasarkan data di Kecamatan Patikraja, Sokaraja, Sumbang, Sumpiuh, dan Tambak, dari tahun ke tahun terus menurun hingga 30 persen. Anomali cuaca yang kian ekstrem menyebabkan intensitas serangan organisme pengganggu
Daldiri (54), petani di Desa Sukawera Kidul, Kecamatan Patikraja, mengatakan, hasil panen dari sawahnya seluas 2.000 meter persegi biasanya mencapai 9 kuintal. ”Musim tanam rendeng (hujan) kali ini, panenan hanya 7,5 kuintal. Hasilnya juga tidak sebagus biasanya. Kali ini lebih basah,” tuturnya.
”Saya sudah dua kali tanam ulang, tetapi tetap saja rusak
Ketua Asosiasi Perberasan Banyumas Agus Purwanto mengakui, panen di wilayah Banyumas dari tahun ke tahun terus menurun. Selain itu, kualitasnya pun tidak sebaik sebelumnya.
”Kadar airnya tinggi. Produksi yang terus menurun juga dipengaruhi pola tanam petani,” katanya.
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kudus Zainal Arifin mengatakan, hasil panen musim tanam pertama di kawasan yang rawan banjir dan wereng rata-rata menurun 30 persen per hektar. Semula sawah-sawah itu menghasilkan gabah
Dari Slawi, Kepala Bidang Pertanian dan Tanaman Pangan Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Tegal Suharyoko mengatakan, secara kualitas, produksi beras tahun ini memang menurun jika dibandingkan dengan tahun lalu.
Hal itu akibat adanya serangan hama yang mengakibatkan malai gabah tidak terisi. Serangan
Di Kabupaten Brebes, produktivitas tanaman padi juga turun 10 hingga 25 persen akibat serangan hama dan hujan yang terus-menerus.
Di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, produksi gabah untuk 2010 menurun dibandingkan
Dari Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, dilaporkan, curah hujan yang tinggi membuat sebagian tanaman padi di wilayah tersebut rusak.
Joni Mangelep (40), petani di Desa Ampera, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, mengaku, tanda-tanda berkurangnya panen sudah tampak saat tanaman baru saja disemai.
Dalam kondisi normal, sawah di Sigi menghasilkan 4-5 ton per hektar GKG. Namun, dengan
Di Gorontalo, hasil panen padi di beberapa lokasi menurun selama musim panen bulan ini. Penurunan bervariasi antara 30 persen dan 50 persen.
Menurut petani, penurunan ini disebabkan cuaca yang tak menentu sehingga pengairan tanaman padi kacau.
Salah seorang petani di Desa Bongoime, Kecamatan Tilong Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Ibrahim Panna (55), mengakui, hasil panen kali ini menurun.
Meski demikian, di beberapa daerah, panen dilaporkan meningkat.
Di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, pada 2010 justru terjadi peningkatan produksi beras karena bertambahnya luas tanam, yakni 8.280 hektar. Di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, juga dilaporkan ada peningkatan hasil panen.