Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BBM Langka, Warga Minta Pertamina Bertindak

Kompas.com - 13/02/2011, 18:59 WIB

PANGKAL PINANG, KOMPAS.com — Warga Pangkal Pinang dan Koba, Bangka Belitung, meminta Pertamina segera bergerak mengatasi kesulitan BBM. Aktivitas warga terganggu karena setiap kali harus antre untuk mendapat BBM.

Warga Kelurahan Sriwijaya, Pangkal Pinang, Kaimin, menuturkan, antre di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) terus terjadi. Antre lebih dari 20 menit itu akan merugikan bagi sebagian kelompok.

"Tetangga saya yang kerja pagi kadang terlambat karena harus antre BBM terlalu lama. Waktu SPBU belum sampai empat unit, sudah ada antrean. Sekarang SPBU lebih dari lima di Pangkal Pinang ini dan antrean tetap panjang," ujarnya di Pangkal Pinang, Minggu (13/2/2011).

Achmad, guru di salah satu SMP di Pangkal Pinang, menuturkan, kerap kali terpaksa terlambat mengajar karena harus antre bensin. SPBU buka paling pukul 06.30. Sementara ia harus berada di sekolah paling lambat pukul 06.50.

"Kalau pas habis bensin, saya terpaksa terlambat. Kalau terus menerus beli di pengecer, saya tidak sanggup. Harganya lebih mahal, gaji saya tidak bisa menutup," ujarnya.

Sementara, Imam, PNS di Koba, Bangka Tengah, menyatakan, premium tidak setiap hari ada di Bangka Tengah. SPBU lebih sering menyediakan pertamax, hanya harganya hampir dua kali lipat lebih mahal dari harga resmi premium di SPBU. "Orang Bangka bukan semuanya mampu dan sanggup membeli pertamax setiap hari," tuturnya.

Antrean di SPBU biasanya hanya berkurang jika akan ada kunjungan pejabat. Hal itu terbukti beberapa hari lalu saat Kepala Polda Bangka Belitung Brigadir Jenderal Rum Murkal berkeliling ke beberapa kabupaten di Bangka. Antrean di SPBU langsung ditertibkan. SPBU juga buka lebih pagi. "Tidak setiap hari pejabat mau berkunjung. Kalau tidak ada kunjungan, kami orang biasa ini susah," ujar Imam.

Kaimin berharap Pertamina dan instansi lain segera bertindak mengatasi kesulitan itu. Ia ragu kesulitan itu murni karena konsumsi BBM di Bangka melebihi stok. "Jangan-jangan ada yang bermain. Buktinya waktu itu Kapolda pernah menyegel sendiri SPBU di Mendo Barat yang ketahuan menimbun solar. SPBU itu pasang tanda solar habis, ternyata di tangki masih berton-ton. Baru-baru ini kabarnya ada lagi penimbun solar tertangkap di Toboali (Bangka Selatan)," ujarnya.

Pertamina sebagai penyalur diharapkan tidak lepas tangan begitu saja. Apalagi, kasus terakhir menunjukan satu ton solar yang disita polisi dimuat dalam puluhan jeriken. "Setahu saya, secara resmi pembelian BBM dengan jeriken dilarang. Kenapa bisa ada berton-ton solar dalam jeriken," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com