Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

150 Aktivis Yogyakarta Hadiri Deklarasi

Kompas.com - 10/02/2011, 18:15 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sekitar 150 aktivis lintas jaringan dan agama yang tergabung dalam Jaringan Persaudaraan Yogyakarta, Jumat (11/2/11) pagi akan berkunjung ke tiga gereja di Temanggung, Jawa Tengah, yang Selasa (8/2/11) lalu menjadi sasaran amuk massa oknum tertentu. Mereka akan bergabung dengan sekitar 400 elemen masyarakat lainnya untuk menghadiri deklarasi damai.

Tokoh agama sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Umahat KH Abdul Muhaimin mengatakan, kunjungan para aktivis Jaringan Persaudaraan Yogyakarta merupakan salah satu bentuk solidaritas sekaligus penyembuhan trauma masyarakat terhadap kasus kekerasan yang terjadi di Temanggung.

"Kami akan menyapa masyarakat, khususnya umat Kristen dan Katolik di sana. Kami ingin mengajak masyarakat agar tidak mudah terprovokasi melakukan tindakan-tindakan kekerasan yang sama sekali tidak etis dan humanis," ucapnya, Kamis (10/2/11) di Yogyakarta.  

Rencananya, di Temanggung akan berkumpul sekitar 400 aktivis lintas jaringan dan agama dari beberapa daerah, seperti Yogyakarta, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur. Bersama-sama, mereka akan menyampaikan deklarasi damai menyikapi maraknya kasus kekerasan terhadap umat agama tertentu yang terjadi di beberapa daerah, seperti Pandeglang, Jawa Barat dan Temanggung, Jawa Tengah.

Koordinator Lapangan Jaringan Persaudaraan Yogyakarta Kari Tri Adji mengatakan, deklarasi akan dihadiri sejumlah tokoh agama, seperti Gus Yusuf (Magelang ), Gus Jazuli (Klaten), KH Abdul Muhaimin (Yogyakarta), dan putri almarhum mantan presiden RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur Alissa Wahid. Sesuai rencana, Bupati Temanggung Hasyim Afandi akan menerima rombongan dari berbagai daerah, kata Kari.

Audiensi dengan Kapolda  

Sebelumnya, beberapa jam pascapembakaran sejumlah gereja di Temanggung, sebanyak 49 tokoh agama di Yogyakarta langsung menggelar audiensi dengan Kepala Kepolisian Daerah DIY Brigjen (Pol) Ondang Sutarsa. Dalam audiensi, para tokoh agama meminta agar Polisi bersiap siaga melakukan pengamanan dan selalu siap membantu daerah lain jika terjadi kerusuhan. Mereka juga mendesak agar Polisi bersikap tegas dan selalu berkoordinasi dengan para tokoh agama.

"Kapolda menyanggupi untuk selalu berkoordinasi secara rutin dengan para tokoh agama. Koordinasi akan dilakukan setiap tiga bulan atau setiap waktu jika terjadi suasana darurat," kata Muhaimin.

Dalam audiensi tersebut, tokoh-tokoh agama yang hadir, antara lain KH Abdul Muhaimin, KH Abbas, KH Marzuki, Pastur Saryanto, Pastur Triwidodo, Pastur Sajiyanto, dan Pendeta Firdaus. Sehari sebelumnya, para tokoh agama ini juga sempat bertemu dalam acara penghijauan area lereng merapi di Cangkringan, Sleman.

Para tokoh agama Yogyakarta meyakini, aksi kekerasan yang terjadi di Pandeglang dan Temanggung diprovokasi oleh pihak-pihak dari luar. Karena muncul provokasi, maka sebagian masyarakat kemudian turut tersulut.

"Dari pengalaman kami berdialog lintas agama di tataran akar rumput, sebenarnya ada kerinduan tinggi antar umat untuk membangun harmoni. Namun, kerinduan ini kadang rusak karena pengaruh orang luar. Karena itu, masyarakat sendiri setiap saat harus siap melakukan konsolidasi internal di tingkat lokal," paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com