Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Solidaritas Antaragama Pun Terus Tumbuh...

Kompas.com - 10/02/2011, 03:21 WIB

Sebagian warga lainnya membawa air menggunakan ember, kemudian menyiram api yang membakar mobil, sepeda motor, pintu depan, dan sebagian ruangan di Gereja Pantekosta di Temanggung. Padahal, saat itu, sebagian massa masih berada di halaman depan gereja.

”Sebenarnya kami juga takut, khawatir kalau di sana bertemu massa. Namun, tentu saja, kami tidak mungkin tega membiarkan orang lain terjebak, terancam dihajar massa di dalam gereja,” ujar Sardiyono, warga lainnya.

Melihat tujuh jemaat Gereja Pantekosta di Temanggung yang gemetar ketakutan, warga pun segera menolong dan membawa ke rumah salah seorang warga, Prapto Basuki.

Sardiyono, yang beragama Islam, mengatakan, tindakan penyelamatan tersebut dilakukan sebagai bentuk spontanitas warga menolong ”tetangganya” yang kesusahan. Karena, menurut dia, Kampung Butuh tidak pernah mempersoalkan perbedaan agama karena warga kampung terdiri atas beragam agama.

Antisipasi kerusuhan

Pasca-kerusuhan tersebut, pemimpin Pondok Pesantren Al Munawar, Temanggung, KH Amin Wastoni mengatakan, untuk mengantisipasi agar kejadian yang sama tidak terulang, setiap organisasi kemasyarakatan dan ulama harus segera mengendalikan umatnya agar jangan sampai terpancing emosi yang akhirnya merugikan diri sendiri.

”Sebagai seorang Muslim, kita tidak perlu membela agama dengan mengikuti aliran garis keras, dan melakukan hal-hal yang menyakiti mereka yang berbeda agama,” ujarnya.

Saat terjadi kerusuhan, Amin meminta anaknya, Sholahudin, untuk mengecek kerumunan massa dengan tujuan mengajak pulang santri jika ada di antara santri Pondok Pesantren Al Munawar terlibat di sana.

Prawoto, anggota Forum Kerukunan Umat Beragama Kabupaten Temanggung, mengatakan, kerusuhan atas nama agama pada Selasa lalu sungguh berbeda dengan kultur kerukunan beragama di Kabupaten Temanggung, yang sudah berlangsung begitu lama selama ini.

”Sudah saatnya Pemerintah Kabupaten Temanggung memberikan testimoni tentang kultur kehidupan di Kabupaten Temanggung. Saya tidak percaya kerusuhan pada Selasa kemarin dilakukan oleh warga Temanggung,” ujarnya.

Sementara itu, umat Katolik di Gereja Santo Petrus dan Paulus juga menegaskan, selama ini tidak pernah ada masalah antara umat Katolik dan umat Islam di Kabupaten Temanggung.

Agung, salah seorang umat, mengatakan, dengan warga Nahdlatul Ulama dan GP Ansor misalnya, umat kerap kali bekerja sama, meminta bantuan mereka untuk mengamankan misa Natal dan Paskah, serta mengundang anggota dua organisasi tersebut untuk hadir pada perayaan ulang tahun Gereja Santo Petrus dan Paulus.

Bupati Temanggung Hasyim Afandi menyatakan prihatin dengan adanya kerusuhan yang berawal dari ketidakpuasan massa atas putusan hakim dalam sidang kasus dugaan penistaan agama tersebut. ”Kami hanya terkena imbas buruknya, yaitu ketakutan warga, lumpuhnya aktivitas masyarakat, dan rusaknya tiga gereja,” ujarnya.(EGI/WHO/SON/WEN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com