Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Lebih Baik Tak Impor Beras

Kompas.com - 06/02/2011, 19:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Dewan Ketahanan Pangan, Khudori, menegaskan, impor beras sebetulnya tak diperlukan. Indonesia sebetulnya sedang surplus beras sebesar 2,46 persen tahun 2010 dan impor mengancam panen raya yang sebentar lagi terjadi.

"Ya, kita kehilangan rupiah masuk. Kalau pas panen raya (harga) biasanya jatuh, nah ini diserang impor juga, pasti jatuh. Memang harga turun, tetapi petani kan kasihan," ucapnya di Kantor DPP PKB, Minggu (6/2/2011).

Khudori mengaku bukan anti-impor. Dia berprinsip, impor beras bisa saja dilakukan asalkan hal itu karena kebutuhan dalam negeri tidak mencukupi. Impor pun harus dilakukan dengan perhitungan khusus.

Namun, kondisinya berbeda dengan yang terjadi sekarang. Menurut dia, Kementerian Pertanian merilis kenaikan produksi beras pada tahun 2010 sebesar 2,46 persen atau 65,8 juta ton gabah kering giling atau setara dengan 38,93 juta ton beras (rendemen 59 persen). Jika dikurangi dengan angka 35 juta ton sebagai angka konsumsi beras rata-rata secara nasional, surplusnya mencapai 3,93 juta ton. Ini artinya sudah melebihi standar cadangan 1,5 juta ton.

Ini bisa dicapai jika Bulog diberi kewenangan lebih untuk membeli beras jenis medium dan premium di luar harga pokok penjualan. Maka, Khudori heran mengenai alasan pemerintah akhirnya memberlakukan lisensi impor beras. "Saya justru menduga itu ada arah untuk main-main lisensi impor," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com