Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penutupan Siaran Bukti "Pembungkaman"

Kompas.com - 01/02/2011, 03:47 WIB

Kairo, Senin - Tindakan tegas otoritas Mesir menutup saluran berita televisi Al-Jazeera di negeri itu pada Minggu (30/1) menunjukkan, rezim otokratik Presiden Hosni Mubarak berupaya ”membungkam” peran media di wilayah itu. Gelombang unjuk rasa warga, yang sudah memasuki hari ketujuh pada Senin (31/1), digelar dengan satu agenda utama, yakni menjatuhkan Mubarak dari jabatannya.

Menteri Informasi Mesir Anas al-Fikki, Minggu, mengeluarkan perintah penghentian operasi stasiun televisi Al-Jazeera di seluruh negeri itu. Perintah dikeluarkan setelah ada dugaan bahwa saluran televisi berbasis di Doha, Qatar, itu telah memicu aksi massa antipemerintah yang sebelumnya juga terjadi Tunisia.

Kartu pers semua anggota staf Al-Jazeera di Mesir juga ditarik. Operator satelit Nilesat telah menghentikan relai terhadap program siaran Al-Jazeera meski saluran siarannya masih bisa dinikmati di Kairo lewat Arabsat.

Siaran televisi Al-Jazeera amat populer dan digemari pemirsa di negara-negara di dunia Arab. Liputannya yang luas, dalam, dan informatif tentang pergolakan rakyat Tunisia menggulingkan rezim Presiden Zine al-Abidine Ben Ali pada 14 Januari telah mengguncang negara-negara di dunia Arab, termasuk Mesir.

Mesir sering kali menyalahkan saluran berita Al-Jazeera sejak tahun 1996, tetapi belum pernah ada penutupan. Mubarak menilai, peliputan yang luas dan dalam atas pergolakan Tunisia oleh Al-Jazeera kali ini, yang lalu disiarkan luas ke dunia Arab, telah mengilhami rakyat Mesir dan mungkin negara Arab lainnya.

”Al-Jazeera melihat gravitasi dari situasi (di Tunisia dan Mesir). Mereka melihat hal itu akan menjadi besar sebelum orang lain melakukannya dan bahwa hal itu akan muncul sebagai salah satu momen bersejarah di Arab,” kata Shadi Hamid dari Brookings Institute Doha, Qatar.

Dalam sebuah pernyataan, AlJazeera memprotes tindakan otoritas Mesir itu. Penutupan siaran dan aktivitas mereka di seluruh Mesir, yang terjadi setelah aksi protes massa menjatuhkan Mubarak memasuki hari keenam, bermaksud untuk memberangus atau membungkam suara rakyat Mesir yang menghendaki reformasi kepemimpinan Mubarak yang represif dan sudah berjalan selama 32 tahun.

Al-Jazeera telah melakukan gebrakan dan merevolusi media berbahasa Arab itu serta melaporkan tentang Timur Tengah sejak didirikan pada 1996. Beberapa pengamat media memuji liputannya mengenai pergolakan di Tunisia, yang telah berhasil menumbangkan rezim Ben Ali. Penutupan siaran televisi tersebut untuk membungkam media.

Pekan lalu Al-Jazeera membuat Pemerintah Otonomi Palestina marah ketika mereka menerbitkan berkas pertama dari 1.600 berkas yang merinci lebih dari satu dasawarsa pembicaraan damai Israel dan Palestina. Pada Desember 2010, otoritas Kuwait menutup biro Al-Jazeera di Kuwait City karena tayangannya tentang pengerahan polisi pada sebuah pertemuan umum.

(AFP/AP/REUTERS/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com