Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RI Evakuasi WNI dari Mesir

Kompas.com - 01/02/2011, 02:37 WIB

Kairo, Kompas -Terus memburuknya kondisi politik dan merebaknya aksi kerusuhan di Mesir selama tujuh hari ini memaksa Pemerintah Indonesia, Senin (31/1) malam, mencarter sebuah pesawat Boeing 747 Garuda untuk ke Mesir guna mengevakuasi WNI dari negeri itu.

”KBRI akan menerapkan kebijakan skala prioritas bagi WNI (warga negara Indonesia) yang akan dievakuasi, misalnya kaum wanita, anak-anak, dan warga yang merasa sudah tidak aman di tempat tinggal mereka,” ujar Koordinator Perlindungan WNI dari Kedutaan Besar RI (KBRI) Kairo Teguh Isgunanto kepada wartawan Kompas Musthafa Abd Rahman di Kairo, Mesir, Senin.

Di Jakarta, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Kusuma Habir mengungkapkan, untuk saat ini pemerintah baru mencarter satu pesawat.

”Pesawat diberangkatkan Senin malam dan berkapasitas 428 penumpang. Sedangkan soal dana yang disediakan sudah disepakati ada, tetapi berapa jumlahnya masih belum diketahui,” ujarnya.

Hingga saat ini, berdasarkan data KBRI Kairo, jumlah WNI di Mesir per Desember 2010 sebanyak 6.149 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 4.297 adalah pelajar dan mahasiswa, 1.002 tenaga kerja wanita (TKW), 163 keluarga besar KBRI, 300 keluarga dari mahasiswa, 99 tenaga ahli, dan 50 tenaga kerja asing.

Saat dihubungi secara terpisah di Jakarta, Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah mengingatkan pemerintah untuk bertindak cepat mengevakuasi warga negaranya, terutama para tenaga kerja Indonesia (TKI), yang posisinya sangat rentan terjebak dalam situasi berbahaya. Hal itu mengingat para TKI tersebut ikut dan tinggal bersama majikan mereka masing-masing.

”Jangan sampai menunggu jatuh korban lebih dahulu, seperti ketika pecah perang di Lebanon pada 2007. Waktu itu seorang TKI bernama Siti Maemunah tewas tertembak,” kata Anis.

Terkendala jam malam

Kawasan Nasr City di Kairo, khususnya Distrik 10, adalah tempat konsentrasi terbesar WNI di Mesir. Ribuan pelajar dan mahasiswa Indonesia berdomisili di Distrik 10 karena harga sewa rumah di distrik itu relatif lebih murah dibandingkan kawasan lain.

Sejak gerakan massa antirezim Mubarak marak, 25 Januari lalu, kawasan Nasr City adalah salah satu kawasan rawan secara keamanan. Kendaraan lapis baja dan truk militer melakukan patroli intensif setiap malam di kawasan Nasr City. Suara tembakan kadang terdengar pula pada malam hari di kawasan tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com