Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Selamanya Kami Jadi Pembantu

Kompas.com - 31/01/2011, 02:44 WIB

Oleh Hamzirwan

Halimah (29) dan Erika (25) bertahan di kelas di kompleks Sekolah Indonesia di Singapura, Minggu (23/1) siang. Mereka asyik dengan komputer jinjing mereka, antara lain mengecek informasi dari Universitas Terbuka, tempat mereka kuliah.

Sesekali, Erika, tenaga kerja Indonesia asal Metro Timur, Kota Metro, Lampung, berbicara dalam bahasa Inggris kepada Halimah, TKI asal Jalan Merdeka, Kecamatan Tanjungtiram, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara. Mereka mengambil jurusan yang sama, strata satu Penerjemahan Bahasa Inggris Universitas Terbuka (UT).

”Tidak selamanya saya menjadi pembantu. Kan, saya pengen juga mendapat pekerjaan yang lebih baik di negara sendiri,” ujar Halimah yang tahun ini memasuki semester II.

Erika, yang sudah berkuliah empat semester, pun mengangguk. ”Daripada we waste our time by going anywhere, ada laptop, lebih baik kami belajar,” ujarnya.

Terus meningkat

Erika; Halimah; Sumarni Ramadanti (23) asal Adipala, Adipala, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah; dan Muzalimah Suradi (32) asal Pengkol, Kandangan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menjadi bagian dari 853 TKI pembantu rumah tangga yang berkuliah di Universitas Terbuka. Mereka mendaftar dan membayar 4 dollar Singapura (sekitar Rp 28.000) per SKS untuk mata kuliah yang diambil.

Sejak UT membuka penerimaan untuk TKI di Singapura, jumlah mahasiswa terus meningkat dari 502 orang pada semester I-2009 menjadi 853 orang pada semester II-2010. Mereka mengambil berbagai mata kuliah yang diyakini bisa meningkatkan kompetensi demi bekal masa depan.

Sumarni, misalnya, lulusan SMEA jurusan Akuntansi, memilih meneruskan kuliah ke UT untuk menjadi sarjana akuntansi. ”Saya mau memulai usaha katering di kampung. Ibu yang mengurusi menu dan memasak. Saya hanya mengatur manajemen keuangan,” ujar mahasiswi semester IV ini sambil tersenyum.

Mereka pun memenuhi ruang kelas mengikuti berbagai pelajaran keahlian yang disediakan di samping kegiatan perkuliahan. Dengan antusias, mereka meningkatkan kompetensi pada hari libur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com