Surabaya, Kompas -
Pencanangan gerakan ini ditandai dengan penyematan pin bertuliskan ”Stop Bohong: Tidak Bohong adalah Karakter Pribadi Saya”. Selain itu, komitmen dukungan pada gerakan itu dilakukan dengan menandatangani dua spanduk masing-masing sepanjang 7 meter.
Deklarasi ini diikuti Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya Prof Zainuddin Maliki, Guru Besar dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Prof Imam Robandi dan Prof Djauhar Manfaat, Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Prof Zainuri, serta Guru Besar IAIN
Deklarasi ini membuka Seminar Nasional
Gerakan Antibohong ini, kata Zainuddin, adalah upaya untuk membenahi sikap (
”Ibaratnya memberantas ular korupsi, yang digebuki hanya ekor-ekornya saja. Kepalanya dibiarkan. Lihat saja kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia
Semestinya pemberantasan korupsi bisa dilakukan secara tuntas bila ada kemauan. Masalahnya, kata Zainuddin, bagaimana menciptakan situasi yang memungkinkan Indonesia maju mengatasi ketertinggalan dari bangsa lain.
Zainuddin mencontohkan, Indonesia dengan kekayaan alam dan sumber daya manusia jauh tertinggal ketimbang negara tetangga yang tidak memiliki sumber daya alam.
Jawaban atas masalah itu, menurut Zainuddin, adalah karakter yang lemah. Berbagai sikap yang kurang baik, seperti tidak jujur, tidak kreatif, tidak tegas, dan berbuat seolah-olah bekerja, perlu diubah. Membangun karakter yang baik menjadi kunci sebab kemampuan kognitif orang Indonesia tidak kalah dengan warga negara lain.