Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akademisi Deklarasikan Gerakan Antibohong

Kompas.com - 20/01/2011, 03:59 WIB

Surabaya, Kompas - Akademisi dari beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta serta tokoh agama di Jawa Timur mendeklarasikan Gerakan Antibohong di Universitas Muhammadiyah Surabaya, Rabu (19/1). Kebiasaan berbohong dinilai menjadi akar masalah dalam kehidupan berbangsa di Indonesia.

Pencanangan gerakan ini ditandai dengan penyematan pin bertuliskan ”Stop Bohong: Tidak Bohong adalah Karakter Pribadi Saya”. Selain itu, komitmen dukungan pada gerakan itu dilakukan dengan menandatangani dua spanduk masing-masing sepanjang 7 meter.

Deklarasi ini diikuti Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya Prof Zainuddin Maliki, Guru Besar dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Prof Imam Robandi dan Prof Djauhar Manfaat, Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Prof Zainuri, serta Guru Besar IAIN Sunan Ampel Prof Syaiful Anam dan Prof Zainul Arifin. Hadir pula Sekretaris Majelis Ulama Indonesia Jatim Rahman Abdul Aziz.

Deklarasi ini membuka Seminar Nasional ”Soft Skill and Character Building”. Seminar diikuti lebih dari 120 pengajar Universitas Muhammadiyah dari sejumlah daerah di Indonesia.

Gerakan Antibohong ini, kata Zainuddin, adalah upaya untuk membenahi sikap (soft skill) bangsa Indonesia. Kejujuran menjadi sesuatu yang langka di Indonesia. Kebohongan, Zainuddin mencontohkan, terjadi pada janji memberantas korupsi tetapi tidak dilaksanakan secara tuntas sampai akar masalahnya.

”Ibaratnya memberantas ular korupsi, yang digebuki hanya ekor-ekornya saja. Kepalanya dibiarkan. Lihat saja kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia dan Bank Century tidak selesai dan sekarang ditambah kasus Gayus. Kalau kasus kecil-kecil digebuki sampai habis setulang-tulangnya,” tutur Zainuddin yang juga Ketua Dewan Pendidikan Jatim.

Semestinya pemberantasan korupsi bisa dilakukan secara tuntas bila ada kemauan. Masalahnya, kata Zainuddin, bagaimana menciptakan situasi yang memungkinkan Indonesia maju mengatasi ketertinggalan dari bangsa lain.

Zainuddin mencontohkan, Indonesia dengan kekayaan alam dan sumber daya manusia jauh tertinggal ketimbang negara tetangga yang tidak memiliki sumber daya alam.

Jawaban atas masalah itu, menurut Zainuddin, adalah karakter yang lemah. Berbagai sikap yang kurang baik, seperti tidak jujur, tidak kreatif, tidak tegas, dan berbuat seolah-olah bekerja, perlu diubah. Membangun karakter yang baik menjadi kunci sebab kemampuan kognitif orang Indonesia tidak kalah dengan warga negara lain. (INA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com