Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tokoh Agama: Ini Gerakan Moral

Kompas.com - 19/01/2011, 15:55 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pertemuan tokoh lintas agama atas undangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah berlangsung Senin malam lalu di Istana. Akan tetapi, pertemuan yang berlangsung 4,5 jam dalam suasana interaktif itu masih menjadi perbincangan hingga Rabu (19/1/2011) ini.

Badan Pekerja Gerakan Tokoh Lintas Agama Melawan Kebohongan,  misalnya, sangat menyayangkan pertemuan yang berlangsung tidak adil dan bersifat tertutup. Badan Pekerja mencatat tidak ada satu pun poin dari 19 kebohongan yang dinyatakan tokoh lintas agama dibantah kebenarannya oleh pemerintah dalam pertemuan tersebut.

"Rapat berlangsung sangat lama, hampir 4,5 jam, tapi tidak ada pendalaman tentang substansi. Mereka (pemerintah) hanya mendengar, lalu adu data. Terkesan pemerintah agak keliru menangkap substansi yang diajukan tokoh lintas agama. Diskusi tersbut terasa tidak mengalir dan mengambang," kata Sekretaris Eksekutif Bidang Diakonia Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Jeirry Sumampow yang hadir dalam pertemuan tersebut.

Terkait dengan kebuntuan dalam pertemuan tersebut dan merespon antusiasme publik terhadap gerakan ini, khususnya yang terlihat langsung pada acara dengar pendapat publik pada 14 Januari 2011 di PGI Salemba, Badan Pekerja memutuskan untuk mendeklarasikan dan membuka Rumah Pengaduan Kebohohan Publik.

Langkah ini untuk menyosialisasikan sekaligus menjaring data-data kebohongan pemerintah dari masyarakat. "Rumah Pengaduan Kebohongan Publik ini merupakan gerakan moral dan bukan sebagai gerakan politik. Tidak ada kepentingan politik dan tidak ada konspirasi untuk menjatuhkan Presiden," tutur Jeirry dalam konfrensi pers di Maarif Institute, Jakarta, Rabu.

Rumah Pengaduan Kebohongan Publik ini dibuat untuk dapat membuka kanal-kanal aduan masyarakat sebagai aspirasi publik, mencoba menjawab keresahan masyarakat, dan mengikutsertakan masyarakat dalam program pemerintah.

Hal tersebut dimaksudkan agar pemerintah mengetahui apa yang dirasakan masyarakat. "Kesejahteraan masyarakat Indonesia secara lahir dan batin adalah tujuan dari gerakan ini. Tokoh agama khawatir kalau masyarakat kita (Indonesia) sudah dalam tahap putus asa terhadap bangsanya sendiri," kata anggota Dewan Pembina Maarif Institute, M Deddy Julianto, yang juga hadir dalam konfrensi pers.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

    Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

    Nasional
    Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

    Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

    Nasional
    KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

    KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

    Nasional
    Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

    Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

    Nasional
    Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

    Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

    Nasional
    Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

    Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

    Nasional
    Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

    Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

    Nasional
    Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

    Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

    Nasional
    Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

    Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

    Nasional
    Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

    Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

    Nasional
    TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

    TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

    Nasional
    Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

    Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

    Nasional
    Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

    Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

    Nasional
    Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

    Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

    Nasional
    TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

    TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com