Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyeksi Politik Partai Demokrat 2014

Kompas.com - 18/01/2011, 10:40 WIB
Oleh SUHARTONO

Pengantar

Suhu politik tahun 2011 dipastikan meningkat. Sebab, selain banyak masalah yang belum tuntas, sehingga menimbulkan kegaduhan-kegaduhan dan mengganggu efektivitas pemerintahan, berlangsung juga persiapan Pemilihan Umum dan Pemilihan Presiden 2014. Waktunya tidak lama lagi sehingga dipastikan partai politik akan menyusun strategi, membangun kinerja, dan menyiapkan langkah untuk pertarungan pada 2014.

Siapkah parpol menghadapinya dan bagaimana menyiapkan kepemimpinan nasional pasca-Susilo Bambang Yudhoyono yang tak mungkin mencalonkan lagi karena telah memimpin selama dua periode. Siapa saja tokoh atau mungkin ketua parpol yang memiliki kans? Mulai hari ini akan diturunkan pandangan sembilan ketua parpol yang meraih suara di parlemen mengenai proyeksi politik.

____________________________________________________________

 ***

Peta politik tahun 2014 masih misteri, mengingat semuanya bergantung pada dinamika dan selera politik rakyat. Jika rakyat menghendaki, bisa saja terjadi fluktuasi politik atau turun-naiknya keberadaan partai-partai di politik.

Oleh karena itu, Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum tidak berani memprediksi konstruksi peta politik 2014. Padahal, Pemilu 2014 sangat penting, mengingat Susilo Bambang Yudhoyono tidak bisa lagi mencalonkan diri.

Bagaimana proyeksi politik dan strategi yang akan diterapkan Partai Demokrat (PD) menjelang tahun 2014? Mampukah Demokrat bertahan sebagai partai nomor satu? Siapakah calon yang akan diusung Demokrat pasca-SBY? Untuk mengetahui itu, ikutilah wawancara dengan Anas di rumahnya, di pojok kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, Minggu (9/1/2011).

PD memandang proyeksi politik 2011 seperti apa?


Kalau perspektif partai kami, proyeksi politik 2011 ini masih relatif dekat dengan peristiwa politik 2009, yaitu tahun pemilu. Tahun 2010, di tingkat lokal, juga menjadi tahun politik karena banyak sekali pemilu kepala daerah (pilkada). Oleh sebab itu, PD tidak hanya berharap, tetapi juga ingin tetap berusaha agar tahun 2011 benar-benar menjadi tahun kerja.

Kalau 2011 sudah terlalu dalam berpikir persiapan teknis dan operasional politik menuju 2014, kami, kok, merasa sisi etis dari politik, seperti akuntabilitas terhadap mandat politik rakyat, agak terabaikan. Tanpa kami agendakan khusus pun, hal itu tentu berjalan otomatis dan alamiah. Kami pasti mempersiapkan diri menuju 2014.

Kalau disebut tahun kerja parpol, lalu apa yang dipersiapkan PD menuju 2014?

Secara internal, kami memiliki tugas yang sangat berat. PD itu partai baru sehingga tantangan utamanya adalah pelembagaan. PD, kalau ingin menjadi partai yang modern dan kuat serta punya akar politik yang tajam ke grassroots, tidak boleh menjadi partai figur, tetapi partai yang terinstitusionalisasi.

Bagaimana kelembagaan PD, padahal sosok SBY akan hilang sejalan dengan berakhirnya pemerintahannya?

Cara berpikir kami tidak dikotomis antara ikon politik, figur besar, dan pelembagaan. Ikon politik dan figur besar itu justru bagian dari kapitalisasi politik untuk dilembagakan. Pak SBY tidak hanya dipahami sebagai sosok besar yang menjadi spirit bagi pertumbuhan partai, tetapi juga dipahami sebagai jalan pikiran dan paradigma berpikir dan pendirian berpolitik dan karakter politik.

Kami yakin, meskipun Pak SBY sudah berhenti (2014), warna SBY masih akan terasa dan akan terlembaga di PD. Jadi, berakhirnya masa kepresidenan itu bukan berakhirnya nilai rasa politik SBY di PD.

Cara berpikir kami di partai yang modern, di satu sisi harus melembagakan institusinya, tetapi di sisi lain harus kerja keras memproduksi tokoh-tokoh baru. Jika berjalan, itu bagian penting juga dari institusionalisasi.

PDI Perjuangan, misalnya, trademark-nya masih BK (Bung Karno). Pasca-Bu Mega barangkali juga masih menjadi bagian dari trademark politik PDI-P. Pak Amien Rais, yang Ketua MPP PAN, adalah juga bagian dari napas politik PAN. Almarhum Gus Dur masih menjadi bagian dari napas politik PKB. Partai Golkar juga masih melakukan kapitalisasi politik terhadap figur Pak Harto. Itu hal yang normal.

PD punya strategi koalisi dan konfederasi seperti sekarang ini terkait dengan munculnya keberadaan partai-partai kecil?


Konsentrasi kami adalah bagaimana partai-partai koalisi yang kami bangun komitmennya tahun 2009 bisa selesai baik tahun 2014. Kami berharap koalisi itu bisa dilanjutkan dengan format yang makin baik, apakah termasuk pengurangan peserta atau penambahan peserta atau penggantian pemain, tetapi koalisi itu dibutuhkan.

Keberadaan partai-partai kecil, bagaimana? Pada pemilu lalu, kan, diakomodasi SBY?


Kami terbuka jika ada partai sahabat yang bersama-sama kemarin pada pilpres 2009 berjuang untuk pasangan SBY-Boediono untuk sama-sama dengan PD. Namun, konsep kami asimiliasi. Kami ingin jika ingin gabung, ya, menyatu betulan ke dalam tubuh PD. Jadi, bukan konfederasi. Namun, kalau ingin bergabung di partai-partai sahabat lainnya untuk mendirikan konfederasi atau fusi, itu juga pilihan yang bagus.

Ambang batas di atas 2,5 persen itu harga mati bagi PD sehingga tidak akan memberi ruang lagi bagi partai kecil untuk hidup?

Kami menawarkan jalan moderat. Kami usulkan kenaikan ambang batas 2,5 persen menjadi 4 persen, tidak 5 persen. Kalau 5 persen, naiknya dua kali lipat. Kalau semua partai siap 5 persen, kami juga tidak keberatan.

Namun, volatilitas suara itu bisa turun naik. Apakah PD bisa bertahan lebih dari dua musim pemilu?


Pola kita belum ketemu. Golkar bertahan lama pada Orba, tetapi itu bukan peristiwa demokrasi sehingga tidak bisa ditapaktilasi secara politik dalam konteks demokrasi.

PDI Perjuangan berhasil 1999, tetapi 2004 ketika di dalam pemerintahan justru turun cukup drastis. Namun, saat jadi oposisi, ternyata juga turun. Logika politiknya, ketika peranan oposisi dimainkan dengan baik, kan, seharusnya dapat insentif politik dari rakyat, tetapi ternyata turun juga.

Golkar tahun 2004 menjadi nomor satu. Tahun 2009, juga turun ketika ketua umumnya jadi wapres dan (wapresnya) dianggap wapres yang berhasil. Jadi, polanya belum ketemu. Buat kami, yang penting bekerja baik saja dulu.

Awal tahun ini bermunculan wacana capres. PD sudah berancang-ancang juga?


Bohong, kalau partai tidak berpikir tentang pencalonan presiden. Namun, bagi PD itu ada musimnya. Bahasa di kampung saya, jangan salah mongso, jangan salah musim. Musim kerja, ya, kerja. Musim politik, pemilu, ya, musim politik dan pemilu. PD pasti akan mempersiapkan diri.

Spekulasi yang disampaikan Ruhut Sitompul tentang Ibu Ani Yudhoyono?

Ibu Ani itu tokoh yang sangat dihormati di PD. Beliau pernah jadi Wakil Ketua Umum PD dan ikut dalam proses pertumbuhan awal PD dan sekarang tetap memberikan perhatian walaupun beliau bukan pengurus lagi. Akan tetapi, tetap memberi perhatian terhadap perkembangan partai.

Beliau juga ibu negara yang berhasil, beliau tokoh yang dikenal, tetapi kami belum pernah bahas itu di PD. Pada waktunya, Majelis Tinggi PD akan melakukan pembahasan siapa yang akan menjadi calon.

Kami juga belum tahu apakah Ny Ani Yudhoyono berkenan dan Pak SBY setuju ataukah kader-kader semua sejalan dengan pikiran itu. Kami tidak akan kesulitan untuk mencari figur capres yang tepat.

Kemungkinan mengubah UUD 1945 agar ada jalan bagi SBY lagi?

Itu bukan jalan pikiran PD, itu bukan jalan pikiran Pak SBY. Kami ingin melembagakan demokrasi kita yang makin baik, termasuk periodisasi jabatan presiden. Jabatan dua periode itu pilihan terbaik. SBY punya pendirian politik yang jelas dan tegas. Berkali-kali Presiden menyatakan cukup dua kali.

Anda sendiri bagaimana?

Mandat saya di Kongres PD lalu adalah untuk memajukan partai dan untuk berhasil memimpin partai dalam pemilihan legislatif dan pemilihan presiden. Sekali lagi, soal calon presiden, sekarang aba-abanya belum itu.

Jangan-jangan Anda dan PD menunggu aba-aba SBY?

SBY itu tokoh yang sangat rasional, demokratis, dan baik. Kalkulasi politiknya rapi, matang, dan bervisi ke depan. Itu yang saya kenal dari SBY sejak saya menjadi aktivis. Karena itu, jalan politik seperti ini akan berlaku seperti di PD. Karena yang dipikirkan PD terkait 2014 bukan hanya untuk PD dan bukan hanya 2014, melainkan untuk Indonesia tahun-tahun yang akan depan.

Kalau melihat survei-survei, nama Anda, kok, tidak masuk dalam posisi yang besar, ya, dalam bursa capres?


Survei capres itu bagus jika dilakukan dari awal, tetapi acap kali itu belum tentu menggambarkan capres tahun 2014. Jadi, sekali lagi, rumus capres adalah dikenal, disukai, dipercaya, dan dipilih.

Perjalanan Karier Anas Urbaningrum

Tempat Tanggal Lahir:
Blitar, Jawa Timur, 15 Juli 1969

Jabatan:
Ketua Umum Partai Demokrat 2010-2015
Anggota DPR periode 2009-2014

Pendidikan:
* Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (1992)
* Magister Ilmu Politik Universitas Indonesia (2000)

Perjalanan Karier:
* Ketua Umum PBHMI (1997-1999)
* Anggota Tim Revisi UU Politik (Tim 7) (1998)
* Anggota Panitia Persiapan Pembentukan Komisi Pemilihan Umum (P3KPU) atau Tim Verifikasi Partai Peserta Pemilu 1999 (Tim 11) (1999)
* Direktur Komunitas untuk Transformasi Sosial (Katalis) (2000)
* Anggota Tim Revisi UU Politik (2000)
* Anggota Komisi Pemilihan Umum (2001-2005)
* Anggota DPR dari Partai Demokrat (2009-2014)
* Ketua Umum Partai Demokrat (2010-2015)

::Besok: Aburizal Bakrie 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

    TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

    Nasional
    Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

    Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

    Nasional
    Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

    Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

    Nasional
    Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

    Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

    Nasional
    Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

    Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

    Nasional
    Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

    Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

    Nasional
    KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

    KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

    Nasional
    Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

    Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

    Nasional
    Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

    Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

    Nasional
    Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

    Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

    Nasional
    Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

    Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

    Nasional
    KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

    KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

    Nasional
    Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

    Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

    Nasional
    Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

    Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com