Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klaim Asuransi TKI Jadi Lebih Mudah

Kompas.com - 14/01/2011, 01:29 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com — Perlindungan dan klaim asuransi tenaga kerja Indonesia selalu bermasalah. Namun, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar menilai, dengan sistem baru, klaim dan pencairan uang pertanggungan akan lebih mudah dilakukan.

"Kalau klaim tidak dibayarkan, langsung dipotong dari deposit (konsorsium asuransi)," ujar Muhaimin, yang ditemui sebelum Rapat Koordinasi DPP dan DPW PKB se-Indonesia di kantor DPW PKB Jawa Timur di Surabaya, Kamis (13/1/2011) sore.

Sejak Oktober 2010, Menteri membentuk konsorsium tunggal asuransi TKI. Konsorsium ini harus menyediakan jaminan (deposit) sebesar Rp 2 miliar. Adapun TKI, sebelum keberangkatannya, harus membayar Rp 400.000.

Masalahnya, kata Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Jatim M Cholily, kebijakan asuransi TKI pun bermasalah. Syarat yang ditentukan bisa dikatakan tidak mungkin terpenuhi seperti surat keterangan pemberhentian oleh majikan. Majikan lebih sering mengusir atau mengembalikan TKI ke agensi supaya tidak diharuskan membayar pesangon dan lainnya.

Lagi pula, kendati harus membayar premi, umumnya TKI tidak tahu bila sudah diasuransikan. Bahkan kartu peserta asuransi dan polis, kata Cholily, bisa dipegang perusahaan penempatan tenaga kerja Indonesia swasta (PPTKIS). Karena kartu peserta asuransi ditahan PPTKIS, bisa saja PPTKIS yang mengklaim uang tanggungan, sedangkan buruh yang berhak tidak menerimanya. Bisa juga, kata Cholily, uang pertanggungan diberikan tetapi tidak transparan. Kalaupun sudah diklaim, biasanya tetap macet. Buktinya, di Jatim sudah ada belasan ribu TKI yang belum mendapatkan haknya. Belum lagi sekitar 6.000 TKI asal Jatim yang bermasalah di luar negeri.

"Semestinya negara yang melindungi warganya, TKI. Jadi perlindungan semestinya ditangani negara, bukan diswastanisasi. Perlindungan itu hak asasi warga dan kewajiban negara. Menyerahkan tugas melindungi ini ke swasta mengakibatkan asuransi sepenuhnya cari untung saja," kata Cholily. (INA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Nasional
Aktivis Barikade 98 Ajukan 'Amicus Curiae', Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Aktivis Barikade 98 Ajukan "Amicus Curiae", Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Nasional
Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Nasional
KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Nasional
Apa Gunanya 'Perang Amicus Curiae' di MK?

Apa Gunanya "Perang Amicus Curiae" di MK?

Nasional
Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Nasional
Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Nasional
Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan 'Cawe-cawe' Pj Kepala Daerah

Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan "Cawe-cawe" Pj Kepala Daerah

Nasional
Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Nasional
Yusril Harap 'Amicus Curiae' Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Yusril Harap "Amicus Curiae" Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Nasional
Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Nasional
IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com