Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gayus: Ada "Seting" Saya Mati

Kompas.com - 10/01/2011, 12:38 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Gayus Halomoan Tambunan tetap enggan menjelaskan kepergiannya ke luar negeri saat status dirinya sebagai tahanan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Menurut Gayus, ia akan menjelaskan perkara itu setelah putusan majelis hakim terkait empat perkara yang menjeratnya.

"Saya akan cerita banyak setelah putusan," kata Gayus sebelum sidang atas dirinya di PN Jaksel, Senin (10/1/2011). Hari ini Gayus membacakan tanggapan atas replik jaksa penuntut umum.

Gayus enggan berkomentar saat ini lantaran menilai ada pihak-pihak tertentu yang ingin mengalihkan perhatian terhadap pernyataannya dalam pembelaan (pleidoi). "Jadi ada yang ingin merusak pleidoi saya. Kalau saya sampaikan sekarang, pihak tertentu akan tertawa," ujar Gayus.

Dikatakan Gayus, ada pengaturan dari pihak tertentu agar publik dan media hanya fokus pada perkaranya saja. "Kalian lihat, banyak sekali korupsi di Indonesia kan? Di mana-mana korupsi. Tapi, kok seolah-olah hanya saya, yang lain tutup mata," tutur dia.

Menurut Anda siapa yang atur? "Saya ngga berani bilang. Tapi, yang pasti ini setingan. Intinya, biar saya mati-lah," kata Gayus.

Seperti diberitakan, sebelumnya Gayus sudah melontarkan tudingan ada pihak tertentu yang mengatur mencuatnya perkara dirinya ke luar negeri. Dia sempat mempertanyakan mengapa paspor Sony Laksono miliknya di-upload ke Twitter pribadi milik Deny Indrayana, Sekretaris Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum.

Polri telah membenarkan Gayus pergi ke Malaysia, Singapura, dan Makau selama keluar dari rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Saat ini penyidik Bareskrim dan Imigrasi masih mengusut pemalsuan identitas di paspor Gayus dengan nama Sony Laksono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

    Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

    Nasional
    Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

    Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

    Nasional
    Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

    Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

    Nasional
    Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

    Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

    Nasional
    PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

    PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

    Nasional
    Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

    Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

    Nasional
    Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

    Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

    Nasional
    Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

    Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

    Nasional
    PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

    PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

    Nasional
    Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

    Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

    Nasional
    Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

    Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

    Nasional
    Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

    Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

    Nasional
    KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

    KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

    Nasional
    Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

    Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com