Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antarpulau Justru Pemersatu Negara

Kompas.com - 14/12/2010, 04:34 WIB

Balikpapan, Kompas - Wakil Presiden Boediono menegaskan, Republik Indonesia berkedaulatan penuh terhadap perairan antarpulau. Kondisi itulah yang membuat wilayah negara menjadi satu kesatuan utuh. Perairan antarpulau bukan sebagai pemisah, melainkan justru pemersatu negara.

Boediono mengutarakan itu saat puncak peringatan Hari Nusantara Ke-11 di kawasan pendaratan helikopter Pertamina di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (13/12). Turut hadir Ny Herawati Boediono, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Evert Erenst Mangindaan, Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono, pimpinan TNI/Polri, Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak, dan jajaran bupati/wali kota se-Kaltim.

Boediono mengatakan, kondisi Indonesia yang berupa kepulauan membawa keuntungan tersendiri, yakni sumber daya laut yang berlimpah.

Sayangnya, sumber daya laut belum dimanfaatkan secara optimal. Transportasi antarpulau belum dibangun dan dikembangkan dengan baik, padahal penting untuk menjamin pembangunan Indonesia yang menyeluruh dan terintegrasi.

Berorientasi bahari

Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad mengatakan, dengan kondisi berupa gugusan kepulauan, Indonesia patut berorientasi pada kelautan dan menjadi negara bahari.

Sejarah membuktikan, kerajaan (negara) bahari lebih mampu bertahan dan unggul daripada yang berorientasi pada daratan. ”Mungkin penyebabnya ilmu pengetahuan dan teknologi bisa lebih dikembangkan di kerajaan bahari,” katanya.

Fadel mencontohkan perkasanya Sriwijaya yang pada abad ke-6 dan ke-7 menguasai jalur perdagangan India-China melalui Selat Malaka. Majapahit dengan orientasi kebaharian sanggup menguasai wilayah Nusantara dan sebagian Asia Tenggara. Usia kedua kerajaan ini jauh lebih lama daripada kerajaan daratan.

Menurut Fadel, Sriwijaya mampu bertahan 500 tahun dan Majapahit bertahan 250 tahun. Kerajaan daratan seperti Mataram (Hindu-Buddha) bertahan 190 tahun, sedangkan Singasari bahkan cuma bertahan 70 tahun.

Belum optimal

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com