Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membedah Kasus WikiLeaks

Kompas.com - 14/12/2010, 03:33 WIB

Belakangan dia sangat rajin memberikan ”khotbah” tentang ”demokrasi radikal” di dunia maya. Assange pernah memublikasikan pembuangan limbah beracun di Afrika, pernah pula dianugerahi Amnesty International Media Award atas usahanya mengekspos pembunuhan ekstrayudisial di Kenya. Rangkaian data ini menunjukkan dia seorang fundamentalis-radikalis demokrasi, keadilan, dan lingkungan hidup.

Namun, Youtube dan CNN telah merilis gambar markas WikiLeaks yang berada dalam bungker di pegunungan dekat Stockholm, ibu kota Swedia. Terkesan bahwa markas baru tersebut dibangun dengan biaya yang sangat besar.

Hal ini mengindikasikan ada kekuatan finansial di belakang WikiLeaks sehingga kemungkinan besar kasus ini tidak semata-mata dilatari idealisme bahkan fundamentalisme demokrasi, tetapi bisa juga bermotif politik atau ekonomi.

Dikaitkan dengan kebijakan politik- ekonomi global Amerika, mungkin saja ada keterlibatan kelompok fundamentalis, atau negara dan kekuatan swasta tertentu. Walau terlalu dini disebut, Brasil, Rusia, India, dan China (BRIC) adalah adidaya baru yang tentu berkepentingan dengan maju-mundurnya Amerika Serikat.

Boleh jadi pula hanya berkait dengan masalah politik domestik Amerika Serikat yang bertujuan menjatuhkan Presiden Barack Obama. Perkiraan ini didukung oleh fakta penangkapan seorang tentara Amerika yang diduga memberikan dokumen rahasia tersebut kepada WikiLeaks.

Yang jelas, kasus ini merupakan ”perang informasi” yang kian merebak dan dimainkan dengan teknologi tinggi, kesan di permukaan terjadi antara kelompok fundamentalis demokrasi melawan neokolonialisme.

Assange membela diri dengan mengatakan bahwa tindakan membocorkan kawat diplomatik dengan level kerahasiaan sangat tinggi merupakan misi penting WikiLeaks untuk menghadirkan kejujuran dan transparansi global, serta menguatkan peran media sebagai salah satu pilar demokrasi masyarakat dunia.

Apa pun alasan Assange, karena substansi yang dibocorkan adalah hal-hal penting dan sangat rahasia, dampaknya bisa sangat negatif. Dokumen rahasia antara Amerika Serikat dan sebuah negara di Eropa Timur yang dipublikasikan dapat saja menyinggung kepentingan dan sensitivitas satu atau lebih negara lainnya di kawasan tersebut dan menyulut potensi konflik antarnegara.

Konteks Indonesia

Terkait dengan Indonesia, WikiLeaks menengarai telah mengantongi lebih dari 3.000 dokumen rahasia atau laporan diplomatik Amerika Serikat yang dikirim ke dan dari Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta dan konsulat jenderal di Surabaya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com