Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Tak Paham Demokrasi Substansial

Kompas.com - 03/12/2010, 13:20 WIB

PADANG, KOMPAS.com- Dosen Fakultas Hukum Universitas Andalas, Charles Simabura, menyatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono cenderung memahami dan menganut demokrasi prosedural, dan kurang memahami demokrasi substansial.

Pemahaman seperti itu, kata Charles di Padang, Jumat (3/12/2010), yang membuat persoalan Rancangan Undang-Undang tentang Keistimewaan DIY menjadi tidak silang sengketa, dan berpotensi menimbulkan konflik antarmasyarakat yang potensial menimbulkan perpecahan.

Charles yang juga pegiat PUSaKO FHUA (Pusat Studi Konstitusi Fakultas Hukum Universitas Andalas) itu menyatakan, monarki tidak selalu salah dan demokrasi tidak selalu benar.   

Charles menambahkan, sejumlah daerah lain seperti Papua, Nanggroe Aceh Darusallam, dan DKI Jakarta saat ini juga masih menjalankan pemerintahan dengan kekhususannya masing-masing. Selain itu, ia menilai upaya pemerintah agar proses pengisian jabatan kepala d aerah di DIY dilakukan dengan cara pemilihan merupakan salah satu bentuk hipokritas pemerintahan.

Sebelumnya, Mendagri telah mengatakan akan mengevaluasi pelaksanaan pilkada dan kemungkinan akan mengembalikan pemilihan kepala daerah itu pada DPRD saja. "Nah, mengapa untuk kasus DIY justru mau dibuat dengan cara pemilihan (umum)," kata Charles.

Sementara itu, mantan Wapres RI Jusuf Kalla pada hari yang sama mengatakan, jalan tengah antara sistem monarki dan demokrasi seperti yang saat ini terjadi di DIY perlu dirumuskan. "Jalan tengah harus dirumuskan, memang tidak mudah tapi harus dirumuskan. Artinya kita juga ingin mendengarkan Pak Sultan dan usulan-usulannya," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com