SURABAYA, KOMPAS.com — Wakil Presiden Boediono menyatakan dirinya seperti terbakar atau tersemangati berada di tengah-tengah peserta Kongres Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) di Surabaya, Jawa Timur. Hal itu disampaikan Wapres Boediono saat membuka Kongres II Persatuan Alumni GMNI) di Grand City di Jalan Walikota Mustajab, Surabaya, Jumat (26/11/2010) pagi.
"Oleh sebab itu, marilah kita meneriakkan yel nasional kita, Merdeka!," tandas Wapres Boediono disambut dengan yel "Merdeka" oleh peserta kongres lainnya. Wapres kemudian berbicara panjang lebar mengenai nasionalisme dan demokrasi.
Di ujung pengarahannya, Wapres membedakan antara nasionalisme dan patriotisme. "Kalau nasionalisme merupakan rasa kecintaan terhadap Tanah Air. Namun, kalau patriotisme merupakan kerelaan berkorban untuk Tanah Air. Seorang nasionalis belum tentu seorang patriotisme. Akan tetapi, seorang patriotisme, tentu juga seorang nasionalisme," jelas Wapres. Ia berharap alumni GMNI bisa menjadi seorang patriotisme.
Acara ini sarat dihadiri beberapa tokoh dari bermacam-macam partai politik dan kalangan. Namun, Ketua MPR Taufik Kiemas, suami Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri, tidak hadir, yang hadir di antaranya Utusan Khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk Negara-negara Pasifik Barat Daya, Letjen (Purn) TB Silalahi, yang juga Dewan Pakar PA GMNI; mantan Menteri Perumahan Siswono Judohusodo, Wakil Gubernur Jawa Tengah Rustriningsih, Gubernur Jawa Timur Sukarwo, Gubernur Sulawesi Utara SH Sarundayang, dan Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek. Hadir tokoh lainnya, aktivis partai seperti Roy BB Janis, Eros Djarot, dan Theo L Sambuaga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.