Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Optimalkan Operasional Busway

Kompas.com - 05/11/2010, 10:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Keputusan pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk membatasi pembangunan koridor busway hingga koridor XII dapat dimaklumi asalkan ada visi yang jelas mengenai kebijakan mengatasi kemacetan. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan mengoptimalkan sistem busway yang sudah dan akan dibangun.

Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) Azas Tigor Nainggolan mengatakan, pemerintah tidak perlu memaksakan diri menambah lima jalur transjakarta, yakni koridor XI hingga XV.

Menurutnya, yang kini perlu dilakukan adalah melengkapi segala kebutuhan yang diperlukan pada delapan jalur yang sudah dioperasikan dan dua koridor (IX dan X) yang akan dioperasikan akhir tahun ini.

"Enggak masalah kalau enggak bisa mengejar 15 koridor. Akan lebih bagus kalau sistem busway yang sudah ada dioptimalkan," kata Azas Tigor kepada Kompas.com, Jumat (5/11/2010) pagi.

Bentuk optimalisasi sistem busway itu, tambah Azas, antara lain dengan memudahkan akses dan memberikan daya tarik maksimal bagi penumpang yang memanfaatkan busway.

Untuk memudahkan akses, perlu lebih mengaktifkan operasional kendaraan feeder bekerja sama dengan operator angkutan umum yang sudah ada. Saat ini, kata Azas, operator angkutan umum mengalami kerugian besar karena penumpang banyak beralih menggunakan sepeda motor.

Pengadaan tempat parkir kendaraan pribadi di sekitar halte transjakarya atau biasa disebut park and ride juga perlu diperbanyak karena ini akan mempermudah calon penumpang transjakarta untuk berpindah moda transportasi. "Armada bus juga harus ditambah dengan kerja sama operator (busway). Sterilisasi jalur busway juga harus diperluas dan ditegakkan dengan tegas," tambah Azas.

Ia menambahkan, optimalisasi semacam ini akan menghemat pengeluaran pemprov DKI karena pembiayaannya bisa dilakukan oleh pihak swasta. Namun, Pemerintah tetap harus melanjutkan program penguraian kemacetan yang idealnya dilakukan dengan membangun jalur transportasi berbasis rel. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com