Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wasiat Kepemimpinan Maridjan

Kompas.com - 02/11/2010, 08:49 WIB

Oleh M Alfan Alfian

"The leader who is humble rarely allows the power of their position to cloud their judgement".  (Leroy McCarty)

KOMPAS.com — Kita berduka karena Mbah Maridjan, sang juru kunci Gunung Merapi, telah diberitakan meninggal dalam posisi bersujud, menyusul letusan gunung berapi paling aktif di Jawa tersebut.

Ucapan dukacita juga layak untuk diucapkan bersamaan  dengan meninggalnya korban letusan lainnya, juga korban bencana alam gempa bumi di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, dan sebelumnya musibah banjir bandang di Wasior, Papua Barat. Kita memang sedang menghadapi cobaan berupa bencana alam di mana-mana.

Sebuah pemberitaan media online mengulas meninggalnya Maridjan dengan kalimat yang memungkinkan pembacanya menyimpulkan bahwa apa yang dilakukan sosok sepuh itu cukup fatal. Memang, pada 2006 Maridjan selamat. Tempat tinggalnya, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, tidak dilewati awan panas atau wedhus gembel, tetapi tidak untuk saat ini. Seorang pakar menjelaskan, letusan kali ini bersifat eksplosif sehingga menyebabkan banyak korban jiwa.

Bagaimanapun, almarhum sangat fenomenal. Sebagai pemimpin informal dalam lingkup terbatas, ia sempat melakukan interupsi bahwa ternyata masih ada pemimpin yang unik sepertinya di Indonesia. Ia hadir di tengah-tengah realitas kepemimpinan formal yang sering menerima kritik tajam.

Mungkin banyak Maridjan lain yang belum terpublikasi di komunitas-komunitas lokal kita yang khas. Maridjan mencoba merepresentasikannya, setidaknya ia tampil jelas sebagai salah satu contoh kasus kepemimpinan informal yang layak diulas.

Tiga teladan Apa yang dapat kita petik dari kepemimpinan Maridjan? Ada beberapa catatan atas gaya kepemimpinan informalnya yang bersahaja sebagai penjaga Merapi atas legitimasi Keraton Yogyakarta itu.

Pertama, menyangkut integritas dan loyalitasnya. Ia punya integritas dan reputasi yang tak diragukan, tentu dalam ukuran-ukuran tradisionalitas-informal. Adapun Sultan Hamengku Buwono IX mengangkatnya sebagai juru kunci, tentu saja bukan main-main. Dan, Maridjan loyal dengan penunjukannya itu, menjalankan tugas dalam bingkai pengabdian dan sesuai amanat.

Kedua, ia sosok pemimpin sederhana dan bijak. Harap diingat bahwa Maridjan bekerja dalam alam kearifan lokal yang meta-sains dan alam pikir makrokosmos (jagat-gedhe) yang khas Jawa. Ia bukan pakar di bidang kegunungapian, tetapi tampaknya lebih banyak bekerja berdasarkan intuisi dan nalar. Keterangan-keterangan Maridjan pada tahun 2006 atas fenomena alam Merapi demikian sederhana, dengan bumbu-bumbu perumpamaan yang gampang ditelaah orang.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

    Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

    Nasional
    Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

    Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

    Nasional
    PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

    PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

    Nasional
    Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

    Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

    Nasional
    Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

    Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

    Nasional
    Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

    Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

    Nasional
    Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

    Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

    Nasional
    Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

    Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

    Nasional
    MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

    MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

    Nasional
    Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

    Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

    Nasional
    Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

    Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

    Nasional
    Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

    Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

    Nasional
    Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

    Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

    Nasional
    Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Nasional
    Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

    Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com