Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Haposan Mengaku Hanya "Nyalam" Eko

Kompas.com - 19/10/2010, 20:57 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Terdakwa Haposan Hutagalung mengaku pernah menemui Kombes Eko Budi Sampurno yang saat itu menjabat Ketua Unit Direktorat II Ekonomi Khusus Bareskrim Polri. Namun, Haposan membantah kedatanganya ke ruang kerja Eko untuk menyerahkan uang.

"Nyalam doang, dia pindah kantor. Mau 20 kali saya salam orang enggak ada hubungan (dengan perkara Gayus)," kata Haposan seusai sidang atas dirinya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (19/10/2010).

Hal itu dikatakan Haposan ketika ditanya terkait pernyataan Komisaris Arafat Enanie dan AKB Mardiyani. Saat bersaksi hari ini, Mardiyani mengaku pernah satu kali melihat Haposan masuk ke ruang kerja Eko. Namun, dia mengaku tidak tahu maksud pertemuan itu.

Pada sidang sebelumnya, Arafat mengatakan, ia pernah dipanggil Eko setelah Haposan menemui Eko. Menurut Arafat, saat itu Eko menceritakan bahwa Haposan akan menyerahkan uang Rp 50 juta tetapi ditolak. Menurut Arafat, Eko juga meminta agar tidak menerima jika hanya dikasih Rp 50 juta. "Kita punya harga diri Fat," kata Arafat menirukan perkataan Eko.

Setelah itu, kata Arafat, ia langsung menelepon Haposan untuk menanyakan kemarahan atasannya itu. Haposan lalu meminta Arafat datang ke Hotel Ambhara, Jakarta Selatan. Di hotel, kata Arafat, Haposan mengatakan bahwa ia memang menyebut angka 50 ke Eko. Namun, angka 50 yang dimaksud adalah 50.000 dollar AS, bukan Rp 50 juta.

Seperti diberitakan, Gayus mengaku telah menyerahkan sekitar Rp 25 miliar selama kasus korupsi, pencucian uang, dan penggelapan yang menjeratnya berproses di Bareskrim Polri hingga Pengadilan Negeri Tanggerang. Menurut Gayus, Haposan meminta uang itu untuk diserahkan kepada penyidik, jaksa, hakim, dan tim pengacara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Eddy Hiariej Dinilai Mandek, ICW Minta Pimpinan KPK Panggil Jajaran Kedeputian Penindakan

Kasus Eddy Hiariej Dinilai Mandek, ICW Minta Pimpinan KPK Panggil Jajaran Kedeputian Penindakan

Nasional
KPU Undang Jokowi Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Besok

KPU Undang Jokowi Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Besok

Nasional
Cak Imin Mengaku Belum Dapat Undangan KPU untuk Penetapan Prabowo-Gibran

Cak Imin Mengaku Belum Dapat Undangan KPU untuk Penetapan Prabowo-Gibran

Nasional
Tentara AS Meninggal Saat Tinjau Tempat Latihan Super Garuda Shield di Hutan Karawang

Tentara AS Meninggal Saat Tinjau Tempat Latihan Super Garuda Shield di Hutan Karawang

Nasional
DKPP Terima 200 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu Selama 4 Bulan Terakhir

DKPP Terima 200 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu Selama 4 Bulan Terakhir

Nasional
Nasdem-PKB Sepakat Tutup Buku Lama, Buka Lembaran Baru

Nasdem-PKB Sepakat Tutup Buku Lama, Buka Lembaran Baru

Nasional
Tentara AS Hilang di Hutan Karawang, Ditemukan Meninggal Dunia

Tentara AS Hilang di Hutan Karawang, Ditemukan Meninggal Dunia

Nasional
Lihat Sikap Megawati, Ketua DPP Prediksi PDI-P Bakal di Luar Pemerintahan Prabowo

Lihat Sikap Megawati, Ketua DPP Prediksi PDI-P Bakal di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
PDI-P Harap Pilkada 2024 Adil, Tanpa 'Abuse of Power'

PDI-P Harap Pilkada 2024 Adil, Tanpa "Abuse of Power"

Nasional
PKS Belum Tentukan Langkah Politik, Jadi Koalisi atau Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

PKS Belum Tentukan Langkah Politik, Jadi Koalisi atau Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Duga Biaya Distribusi APD Saat Covid-19 Terlalu Mahal

KPK Duga Biaya Distribusi APD Saat Covid-19 Terlalu Mahal

Nasional
Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Nasional
Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

Nasional
Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

Nasional
Dua Tersangka TPPO Berkedok Magang Sembunyi di Jerman, Polri Ajukan Pencabutan Paspor

Dua Tersangka TPPO Berkedok Magang Sembunyi di Jerman, Polri Ajukan Pencabutan Paspor

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com