Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Jogja Java Carnival" Memupuk Keberagaman

Kompas.com - 17/10/2010, 03:29 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS - Perhelatan ”Jogja Java Carnival” 2010 yang menjadi puncak rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun Ke-254 Kota Yogyakarta berlangsung semarak, Sabtu (16/10) malam. Event ini oleh beberapa kalangan diharapkan menjadi perayaan yang mempertemukan keberagaman dan interaksi budaya dari seluruh Nusantara dan mancanegara.

Pawai bermacam kendaraan hias yang didukung lebih dari 1.000 peserta itu mendapat sambutan antusias dari warga. Antusiasme puluhan ribu warga untuk menyaksikan perhelatan tahun ke-3 ini sudah terlihat sejak sore hari. Ruas-ruas jalan di sekitar rute karnaval, seperti Jalan Malioboro, Jalan Mataram, Jalan Brigjen Katamso, dan Jalan KH Ahmad Dahlan, macet total.

Dalam sambutannya, Wali Kota Yogyakarta Herry Zudianto menyatakan, JJC dengan ciri khas karnaval yang digelar malam hari merupakan perayaan budaya untuk persatuan. ”Nantinya, kami berharap bisa menjadi ajang pesta budaya universal untuk menjalin kebersamaan, pengertian, dan persaudaraan dari interaksi budaya,” ujarnya.

Raja Keraton Yogyakarta sekaligus Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X menggarisbawahi bahwa Yogyakarta mampu mempertahankan predikat sebagai kota budaya dengan pergelaran JJC ini. ”Yogyakarta adalah kota toleransi dan miniatur Indonesia. Kota kreatif. Dengan gelaran JJC akan lebih memperkaya pesona Yogyakarta sebagai kota budaya yang kreatif. Karena kreativitas itulah predikat sebagai kota budaya hidup dan diakui masyarakat,” kata HB X.

Warga dari berbagai kalangan menyesaki rute karnaval bertema ”Harmonight” sepanjang 1,4 kilometer, dimulai dari Jalan Malioboro hingga Alun-alun Utara Keraton Yogyakarta. Panitia juga menyediakan layar raksasa yang tersebar di enam titik kota untuk mengakomodasi warga yang tak kebagian tempat.

Karnaval sendiri dimulai pukul 19.00 dan tiba di panggung utama di Alun-alun Utara pukul 20.30 yang dibuka oleh Sultan Hamengku Buwono X serta Wali Kota Yogyakarta Herry Zudianto.

Berbagai rombongan juga terlihat turut serta, seperti wayang orang, jathilan, kereta kencana, dan sepeda hias. Karnaval juga diramaikan partisipan dari Thailand dan Suriname serta belasan mahasiswa dan warga asing yang berparade dengan berpakaian tradisional Jawa.

Tujuh kendaraan hias yang menjadi atraksi utama dan didukung 612 penari membawakan tema gunungan, putri bulan, tugu golong gilik, tuwuh (lingkungan hidup), global warming (pemanasan global), dewi air, dan naga Jawa. Tema-tema itu merupakan perwujudan dari tiga subtema karnaval, yaitu keselarasan dengan sesama, keselarasan dengan alam, serta keselarasan dengan pencipta.

Bagi Yogyakarta sendiri, event ini diharapkan bisa menjadi ikon pariwisata internasional yang muaranya membawa dampak positif terhadap citra Yogyakarta sebagai kota pariwisata dan menjadi pesona daya tarik wisatawan untuk menumbuhkan perekonomian. (ENG/ara)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com